Rabu, 20 September 2017

Makna 1 muharram 1439 Hijriyah


Umat Islam di seluruh penjuru dunia pada Kamis 21 September 2017 akan memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1439 Hijriyah. 1 Muharram adalah bulan pertama dalam kalender islam. Dan ini adalah salah satu dari empat bulan suci tahun ini.

1 Muharram ini pun adalah hari yang sangat penting dan juga bersejarah bagi umat Islam. Pasalnya pada saat itu pula menandai peristiwa penting memperingati hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari kota Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.
Kata Muharram sendiri berarti terlarang dan berasal dari kata haram yang berarti berdosa. Bulan ini juga di anggap bulan paling suci kedua setelah bulan Ramadhan. Lantas apa sebenarnya makna dari peringatan Tahun Baru Islam itu?
Memperingati tahun baru dalam kalender Islam 1 Muharram sebenarnya hakikatnya adalah untuk mengenang kembali peristiwa hijrah serta mendalami makna hijrah dan juga pengamalannya pada masa kini.

Hijrah ini sendiri bukan sekedar pindah tempat tinggal atau tempat pindah rumah. Hijrah ini merupakan perintah Allah SWT juga merupakan strategi perjuangan dalam dakwah Islam.
Dalam sidang penetapan sistem penanggalan Islam sendiri ada yang mengusulkan bahwa awal tahun islam ini ditetapkan pada hari dimana Rasulullah diangkat sebagai nabi dan juga rasul.
Namun karena para sahabat memahami bahwa Rasulullah menentang kultur individu dan tak ingin di dewakan maka para sahabat memilih usul dari Ali yang menyarankan pada awal tanggal Islam di mulai dari peristiwa hijrah.
Hijrah sebagaimana peristiwa penting yang lain juga mengandung hikmah. Penggalian makna hijrah ini juga harus di lakukan dalam peringatan Tahun Baru Islam. Hal tersebut seperti tertera dalam QS An-Nisa: 100.
“Barangsiapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Pada bulan Muharram ini pun juga ada amalan sunnah yang sangat di anjurkan yakni puasa Asy-Syura. Hari kesepuluh Muharram adalah hari Asyura. Beberapa umat islam berpuasa sepanjang malam karena tercatat dalam hadist yang Nabi Musa dan kaumnya memperoleh kemenangan atas Firaun pada 10 Muharram.
Nabi Muhhamad juga meminta untuk umat Islam berdoa pada hari ini yak Aysura dan pada hari sebelum yang ke-9 yakni Tasu’a.
Sementara itu alasan Tahun Baru Islam 1 Muharram Hijriyah ini harus di peringati umat Islam bukan berarti wajib. Peringatan ini pun juga demi syi’ar dakwah, sekaligus juga sosalisasi atau pun kampanye tahun Islam di kalangan umat islam sendiri. Itulah tadi Makna peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram. Wallahu’alam Bish-Shawab

Jumat, 09 Juni 2017

Kisah Keislaman Abu Dzar Al-Ghifari

Ibnu Abdul Birr di dalam kitab "Al-Isti'ab" mengetengahkan kisah nyata tetang keislaman Abu Dzar Al-Ghifari, berasal dari Abudullah bin Abbas, sebagai berikut :

Ketika Abu Dzar Al-Ghifari mendengar berita tentang kenabian Muhammad SAW ia meninggalkan daerah pemukimannya pergi ke Makkah dengan maksud hendak menemui beliau. Karena tidak mempunyai kenalan di kota itu ia masuk ke dalam Ka'bah. Di tempat itu ia melihat Rasulullah SAW, tetapi tidak mengenal beliau dan tidak mengetahui bahwa yang dilihatnya itu seorang Nabi yang sedang dicari-cari. Abu Dzar seseorang yang mempunyai kewaspadaan yang tinggi, karenanya ia tidak mau bertanya kepada siapapun juga untuk mendapatkan petunjuk dimana Rasulullah SAW berada. Ketika itu beliau masih melakukan dakwahnya secara diam-diam mengambil tempat di rumah seorang sahabat bernama Al-Arqam bin Al-Arqam, dan kaum musyrikin Quraisy pun sedang gencar-gencarnya melancarkan permusuhan terhadap beliau dan terhadap setiap orang yang diketahui telah memeluk Islam. Karena sangat letih Abu Dzar berbaring di dalam Ka'bah hingga malam hari. Secara kebetulan Ali bin Abu Thalib masuk ke dalam Ka'bah dan ia melihat seorang perantau sedang berbaring. Dengan suara lirih ia berkata seorang diri, "Orang ini seperti perantau!" Mendengar ucapan Ali bin Abu Thalib itu Abu Dzar bangun dan menyahut, "Ia, benar." Ali bin Abu Thalib mengajaknya pulang ke rumah.

Abu Dzar dalam menceritakan pengalamannya sendiri antara lain mengatakan :

"Aku kemudian pergi bersama dia (Ali bin Abu Thalib). Ia tidak menanyakan sesuatu tentang diriku dan aku pun tidak menanyakan sesuatu mengenai dirinya. Aku tidak tahu siapa dia dan ia pun tidak tahu siapa aku. Malam itu aku tidur menginap di rumahnya hingga pagi hari. Keadaan masih mengharuskan masing-masing bersikap waspada, karena itu ia tetap tidak menanyakan siapa aku, dan aku pun tidak menanyakan siapa dia.

Pagi-pagi buta aku pergi lagi ke Ka'bah dan tinggal di sana sambil menyadap berita hingga petang, aku tidak berniat hendak meginap lagi di rumah orang itu akan tetapi tiba-tiba ia menghampiriku dan menegur, kenapa aku tidak pulang ke rumahnya. Ia mengajakku pulang ke rumahnya, tetapi ia masih tetap tidak mengenal siapa aku dan akupun tidak mengenal siapa dia. Aku tidak mau menceritakan diriku kepadanya dan iapun tidak menceritakan dirinya kepadaku. Demikianlah keadaanku berlangsung hingga hari ke tiga. Pada hari ke tiga itu barulah ia mau bertanya, 'Apakah anda mau mengatakan kepadaku, apa yang sebenarnya mendorong anda datang ke kota ini?'

Aku menjawab, 'Kalau anda berjanji akan memberi petunjuk kepadaku, pertanyaan anda akan kujawab.'

Ia berjanji, kemudian kuberi tahu bahwa aku sedang mencari seorang Nabi yang datang membawa kebenaran dan Ia seorang utusan Allah. Ia (Ali bin Abu Thalib) berkata, 'Baik, besok pagi ikutilah aku, tetapi aku khawatir kalau ada orang yang melihat anda. Karena itu anda supaya berjalan agak jauh di belakangku. Bila ada orang yang melihat aku akan berhenti pura-pura buang air kecil. Apabila anda melihat aku berjalan lagi ikutilah dari belakang, kemudian jika anda melihat aku masuk ke dalam sebuah rumah ikutlah masuk melalui pintu yang kulalui!' Aku berangkat mengikutinya dari kejauhan hingga ia masuk ke dalam sebuah rumah. Ketika aku masuk ke dalam rumah itu kulihat beberapa orang sedan berkumpul. Pada saat itu barulah aku diberi tahu bahwa orang yang mengajakku datang ke tempat itu bernama Ali bin Abu Thalib. Kemudian olehnya aku diperkenalkan dengan Muhammad Raulullah SAW. Alangkah gembiranya hatiku hingga aku tak dapat menahan linangan air mata. Di hadapan beliau aku mengikrarkan Dua Kalimat Syahadat, dan sejenak itu tak ada sesuatu yang kudambakan di dunia ini selain kebenaran Allah dan Rasul-Nya. Rumah yang kumasuki itu ternyata adalah rumah Al-Arqam bin Al-Arqam.

Semoga bermanfaat untuk sobat Muslim

Sumber : Tarbiyatul

Minggu, 28 Mei 2017

Kisah Majusi Marahi Anaknya Yang Makan Di Bulan Ramadhan

   Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang dimuliakan oleh seluruh umat Islam. Semua umat Islam menyambut gembira datangnya bulan tersebut dan menghormati kesucian bulan Ramadhan.

Namun dibalik dibalik kegembiraan datangnya Ramadhan rupanya ada seorang nonmuslim yang beragama Majusi yang diam-diam ikut menghormati dan memuliakan bulan Ramadhan ini. Padahal Majusi sendiri adalah agama yang mengajarkan untuk menyembah api.

Dan berikut kisah lengkap tentang orang Majusi ketika menemui bulan Ramadhan.

Suatu hari ada seorang anak majusi yang makan secara terang-terangan di muka umum di tengah-tengah pasar. Padahal waktu itu adalah bulan Ramdhan, bulan di mana umat Islam sedang melaksanakan ibadah puasa.

Ketika anak majusi itu sedang enak-enaknya makan, tiba-tiba ayahnya datang, lalu menyeret dan memukuli anaknya itu sambil berkata “Seharusnya kamu pandai menghormati umat Islam yang sedang melaksanakan puasa ramadhan, tapi mengapa kamu tidak tahu diri makan di pasar.!?”

Perlu diketahui bahwa orang majusi penyembah api terkenal sangat keras dalam mengajar dan mendidik anak-anaknya.

Dikisahkan bahwa beberapa tahun kemudian, orang majusi itu meninggal dunia, dan pada suatu malam, seorang 'alim mengalami mimpi bertemu dengannya, dalam mimpinya ia melihat orang majusi itu duduk di atas ranjang indah di surga.

Lalu orang 'alim itupun bertanya kepada orang majusi tadi : "Bukankah anda seorang Majusi? Mengapa ada di tempat ini?

Maka orang majusi itupun menjawab : "Memang pada awalnya aku seorang majusi, tetapi ketika menjelang ajalku, hatiku merasa tersentuh untuk memeluk Islam, ketika itu aku mendengar sebuah seruan di atasku : "Hai para malaikat-Ku, jangan biarkan ia mati tersesat dengan agama majusinya, angkatlah dia menjadi seorang muslim terhormat, sebab ia telah menghormati bulan suci Ramadhan".

Demikian cerita orang majusi tadi, ternyata dia telah memeluk islam sebelum ajalnya tiba. Sehingga ia pun bisa berada di dalam surga. Dikutip dari kitab ( "Durratun Nashihin, hal. 41-42. Cetakan 1987" ).

Rupanya saat orang tersebut menjelang ajalnya Allah berfirman kepada malaikatNya untuk menuntun orang tersebut agar bisa membaca dua kalimat sahadat. Allah tidak rela dia masuk kedalam neraka disebabkan ia telah menghormati bulan ramadhan. Karena telah menghormati bulan ramadhan diapun di hormati oleh Allah dengan dimasukkan ke dalam surgaNya. Masya Allah

Itulah kisah seorang kafir yang beragama Majusi yang mendapatkan kemuliaan dan pertolongan Allah hanya karena menghormati Bulan Ramadhan. Dan tentu ganjaran jauh lebih besar akan diberikan pada seorang muslim yang memang sepatutnya menghormati Bulan Ramadhan.

Sumber : Tarbiyatul Aulad

5 Keutamaan Khusus Bulan Ramadhan

  Bagi kita beragama Islam, memang sudah sepantasnya kita mengucapkan banyak rasa syukur kepada Allah SWT. Karena Allah telah pilih kita dalam ummat ini. Begitu banyak keutamaan dalam Ummat ini sehingga membuat iri para Nabi-nabi terdahulu. Bahkan dalam riwayat ada seorang Nabi yang ingin dijadikan ikut sebagai Ummat ini.

Kali ini Berita Islam akan berbagi mengenai keutamaan khusus dibulan Ramadhan yang belum pernah diberikan pada Para Nabi sebelumnya.

Rasulullah SAW bersabda, "Di bulan Ramadhan, umatku mendapatkan lima keutamaan khusus yang tidak diperoleh oleh umat nabi-nabi sebelumku.

1. Apabila datang awal Bulan Ramadhan maka Allah memandang mereka dengan pandangan Rahmat dan barang siapa yang dipandang Allah dengan Rahmat dia tidak akan disiksa selama-lamanya.

2. Para malaikat memintakan ampunan bagi mereka pada setiap siang dan malam.

3. Allah memerintahkan kepada surga-Nya dan berfirman: berhiaslah engkau untuk hamba-hambaku yang berpuasa agar mereka dapat beristirahat melepaskan kepayahan di dunia menuju rumah-Ku dan kemuliaan-Ku.

4. Bau mulut mereka saat berpuasa (di sisi-Ku) lebih harum dari pada wewangian Al-Misk.

5.Pada akhir malam bulan Ramadhan, Allah mengampuni dosa semua mereka. Seorang lelaki dari sahabat bertanya; ‘apakah itu adalah malam lailatul Qadar?’. Jawab Rasulullah; ‘Tidak. Apakah engkau tidak melihat kepada pekerja-pekerja yang bekerja. Apabila mereka telah selesai dari pekerjaan mereka, maka disempurnakanlah upah-upah bagi mereka”.
(Riwayat Imam Ahmad, al-Bazzar dan al-Baihaqi dari Jabir r.a.)

Untuk itu sobat marilah kita Gunakan Bulan Yang penuh berkah ini kita isi dengan berbagai amal sholeh kepada Allah SWT. Ingat Sobat !! Tidak akan pernah kita temukan suasana yang begitu indah kecuali pada Bulan Ramadhan.

Dan belum tentu kita juga bertemu pada bulan Ramadhan tahun depan. So.. Gapailah Keutamaan Ramadhan diatas dengan Meluruskan Niat dan Memperbaiki amal ibadah kita kepada Allah SWT. 

Semoga bermanfaat untuk sobat muslim setanah air

Sumber : Tarbiyatul Aulad

Jumat, 26 Mei 2017

Tips Sehat Selama Puasa Ramadhan

  Bulan Ramadhan telah tiba, di mana seluruh umat muslim diwajibkan untuk berpuasa, menahan lapar dan haus selama kurang lebih 12 jam, selama sebulan penuh. Walaupun begitu, puasa memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, tentu jika dijalankan dengan cara yang sehat pula.

Berpuasa di siang hari tidak lantas menjadikan tubuh menjadi lesu. Pola makan yang berubah selama Bulan Puasa harus disiasati dengan benar agar tubuh tetap sehat dan bugar dalam menjalankan aktifitas di siang hari. Terlebih lagi, setelah melewati Ramadhan, selain menjadi lebih dekat kepada Allah, kita juga menjadi individu yang lebih sehat daripada sebelumnya.
Berikut adalah beberapa tips sehat selama Bulan Puasa Ramadhan:

 Tips Puasa Ramadhan: Makan Sahur

1. Atur waktu anda untuk menyantap sahur di akhir waktu. Selain berguna untuk menunjang puasa anda di siang hari, makan sahur di akhir waktu lebih diutamakan berdasarkan sunnah Rasul.

2. Makanlah dengan porsi normal, jangan berlebihan. Fokuslah untuk mengkonsumsi makanan yang kaya akan karbohidrat kompleks dan protein, serta buah dan sayuran. Menyantap makanan yang mengandung banyak air selama sahur juga sangat baik untuk hidrasi tubuh anda sepanjang hari.

3. Akhiri santap sahur dengan segelas susu untuk melengkapi nutrisi tubuh anda. Minumlah suplemen ataupun multivitamin yang biasa anda konsumsi ataupun yang disarankan oleh dokter anda.

4. Batasi konsumsi makanan yang terlalu manis dan mengandung banyak gula, karena justru dapat membuat tubuh lemas di siang hari.

5. Minum air yang cukup. Sebelum waktu imsak tiba, minumlah air yang cukup, tiga hingga lima gelas. Sebaiknya hindari minuman berkafein seperti kopi dan teh karena bersifat diuretik dan membuat tubuh kehilangan cairan lebih cepat melalui urinasi.

Tips Puasa Ramadhan: Selama Berpuasa


6. Di waktu terpanas di siang hari, hindari berlama-lama di terik matahari dan kurangi aktifitas fisik.



7. Jika ada waktu, sempatkan untuk mengistirahatkan tubuh anda, dan mengganti waktu tidur yang kurang karena bangun lebih awal untuk sahur. Waktu setelah sholat zuhur merupakan saat yang tepat untuk beristirahat.

8. Jika memiliki waktu luang di sore hari, sempatkan untuk berolahraga ringan seperti jalan sore, bersepeda santai, ataupun yoga. Hal ini sangat baik untuk menjaga kebubagaran tubuh dan memperlancar peredaran darah.

Tips Puasa Ramadhan: Buka Puasa

9.
tips puasa ramadhan
Kurma kering, baik untuk berbuka.
Saat waktu buka puasa tiba, jangan makan dengan berlebihan. Sebaiknya ikuti sunnah, yaitu dengan buah kurma dan minuman yang manis: bisa dengan susu, jus buah, atauapun sekedar air. Minumlah cukup air untuk mengganti cairan tubuh yang hilang selama berpuasa.
Baca juga: Manfaat kurma untuk berbuka puasa

10. Setelah magrib, lanjutkan dengan menyantap hidangan utama, dengan menu yang seimbang. Makanlah sesuai dengan porsi anda yang biasa, tidak perlu berlebihan. Cukupkan dengan karbohidrat, protein, serta sayuran dan buah-buahan.

11. Hindari makan gorengan berlebihan, serta batasi makanan yang pedas, agar perut tidak menjadi mules dan mengganggu pencernaan tubuh anda.

12. Cukupi asupan air tubuh anda. Usahakan untuk meminum setidaknya lima gelas air putih sebelum tidur.

Dengan menjalankan tips-tips sehat di atas, semoga puasa kita semua menjadi lebih lancar, hikmat, dan juga sehat. Semoga bermanfaat.

Sumber : Tarbiyatul Aulad

Kamis, 18 Mei 2017

Kisah Cinta Santri Salafi


Tiga tahun telah berlalu, semenjak aku menginjakkan kaki di penjara suci ini. Hawa yang dulunya kurasa sejuk kini menjadi musim panas khatulistiwa. Sangat beda dengan negeriku dulu. Kultur dan budaya yang sangat berbeda, Strata social semakin jelas terasa. manusia-manusia yang beraneka rupa telah menjelma menjadi kehidupan baruku di negeri kecil yang dipimpin oleh seorang kiai. Tak apalah bagiku, Allah telah memberikan kelebihan khusus agar aku bisa beradaptasi dengan cepat dimanapun kakiku melangkah.

Tidak seperti biasa, pagi itu aku begitu bingung dan bimbang. sudah satu bulan Nidya, santriwati satu-satunya yang pernah aku kenal, tak lagi menghiasi handphoneku dengan kata-kata indahnya. Aku bingung, apakah dia telah mengetahui isi hatiku yang semakin hari semakin sulit untuk tidak mengingat namanya, Sehingga ia menjauh dan tak pernah lagi mau bersua. Seingatku aku tidak pernah berbuat kesalahan kepadanya. Aku benar-benar gelisah, karena dia yang telah megisi hatiku dengan sesuatu yang tak pernah ada sebelumnya. Hampir tidak mungkin santri lugu sepertiku jatuh cinta. Tapi apakah ini cinta? Fikiran dan logika terbaikku tak mampu menjawabnya.

‘ Dread…dread…dread ’
Sebuah pesan masuk ke nomor hpku.
“ Putra, entar kalo ente jadi, ana tunggu di pemandian, kita berangkat setelah manghrib, oke!”
Subhanallah, sejak kapan aku mudah melupakan janji. Aku bergegas menyiapkan satu steal baju koko dan sarung untuk bekal. Sebab nanti malam aku akan berangkat ke Banyuwangi untuk menghadiri haul almarhum habib Rohman di ponpes tarimulghanna cabang Hadramaut, yang sekarang di asuh oleh Habib Shaleh. Habib shaleh adalah Santrinya Habib umar, pengasuh ponpes hadramaut, sebuah kota dinegeri yaman yang telah melahirkan ribuan ulama kaliber internasional.

Setelah maghrib aku menepati janjiku. Aku berjalan menuju pemandian Pelita. Semakin dekat aku dengan pemandian itu, semakin kacaulah hatiku, keringat dingin membasahi tubuhku. Disanalah rumah seorang muslimah yang namanya telah menyatu dengan aliran darahku.
Aku memanggilnya Nidya, padahal santri lain jarang yang memanggilnya demikian. Dengan alasan takut cangkolan mereka memanggilnya Neng. Ah, ada-ada aja santri itu, semoga ia tidak sombong dan bangga dengan nama kebesarannya. Alhamdulillah aku tidak melihatnya ketika itu, aku terus berjalan kearah pemandian yang berada tepat di depan rumahnya.

“ Assalamu’alaikum… bang husennya ada ? ” Tanyaku pada salah seorang santri di pemandian itu.
“ Wa’alaikum salam… ada!, tuh sedang shalat ” jawabnya sambil menunjuk kearah barat.
“ Ooo iya, terima kasih ! ”.
Aku menunggu bang husein hingga selesai shalat sambil bercengkrama dengan teman-temanku yang telah lebih dahulu menyelesaikan munajatnya. Ada 7 santri yang kebetulan menghabiskan waktu maghrib di pemandian itu.
“ Putra! Apa sekarang kita berangkat? ” Tanya bang husein setelah merampungkan kewajibannya.

“ kalau bisa sekarang, kenapa tidak. kan semakin cepat semakin baik ”.
“ iya dah, ana siap-siap dulu ya ”
“ ana tunggu di mushala aja ya bang !”
Di mushala itu hatiku tak pernah bisa tenang, seakan-akan ia yang kurindu mengawasi semua gerak-gerikku. Aku mengambil al-quran dan membacanya agar waktuku tidak terbuang dengan sia-sia. Lagi-lagi aku merasa ia melihat dan mendengar apa yang ku baca. Hilang sudah keikhlasanku membaca kalam suci tuhan, berganti dengan riya yang tiba-tiba muncul dari dalam dada. Ya rabb ampunkanlah segala dosa-dosaku, aku tak mampu mengendalikan hati dan fikiranku yang telah terbelenggu, karena dia.

“ Ayo put, kita berangkat ! ”, teguran bang husen membuatku tersadar.
“ Udah siap bang?”
“ Ya udahlah, wong Cuma semalam. Ngapain bawa baju banyak-banyak.”
Kamipun bergegas keluar dari mushala diringi dengan do’a menuju ke halte bus. Tak berapa lama bus jurusan Surabaya-Banyuwangi pun tiba. Dengan segera kami menghentikan dan menaiki bis AKAS yang kelihatan tua itu.
Mungkin karena keletihan dan suasana bis yang gelap tanpa penerangan, kamipun tertidur dengan pulas. Kebiasaan santri yang sulit di hilangkan. Tidur dimana saja dan kapan saja.
“ Put, put, bangun! Kita udah sampai nih ” suara bang husein membangunkanku.
“ Sampe dimana bang ? ”
“ Ketapang ”
“ Kita harus naik taxi lagi jurusan Perliman untuk sampai ke pondok itu ”
Dengan Langkah berat akupun mengikuti langkahnya. Melihat ada angkot yang menawarkan diri, bang husein pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Agar tidak larut malam katanya!. Belum sampai satu kilometer perjalanan, angkot itupun berhenti di pinggir jalan. Tepat di depan warung nasi. Yaa mungkin aja sopirnya lagi laper batinku bergumam, berusaha husnuzzan untuk menghilangkan rasa kekecewaan.
Aku berusaha menghilangkan kekesalan dengan memainkan HP. Siapa tahu ada pesan masuk. Tapi lagi-lagi aku kecewa. SMS yang ku kirim kemarin belum juga di balasnya. Aku berusaha berbaik sangka. Tapi tetap saja aku gelisah, bingung, sedih, rindu, dan berbagai perasaan lainnya berbaur menjadi satu. Di luar sana udara malam kota Banyuwangi semakin jelas tercitra. Kelembabannya menambah benjolan-benjolan kecil di mukaku. Aku masih mesih mencoba menghubungi Nidya setelah lebih dari sebulan telponku tidak pernah ia angkat.
Tepat pukul 21.00 setelah sela 30 menit angkot melaju. Kamipun tiba di ponpes tarimul ghanna. Tenda-tenda telah terpasang dengan megah. Tanda bahwa esok pagi akan diselenggarakan acara akbar. “assalamu’laikum” sapa bang husein kepada sekolompok orang yang asyik menikmati kehangatan kopi malamnya.

“ Wa’alaikum salam, ini husein ya? ”
“ Iya ”
“ subhanallah, kaifa haaluk ya akh [1]? ”
“ Alhamdulillah, ana bi khair [2]”
“ Lama kita nggak jumpa, dan ternyata kehendak Allah menentukan perjumpaan kita disini” kata ilham terharu, teman bang husein tiga tahun yang lalu, yang kini telah berkelurga dengan gadis kota kediri.
“ Yaa begitulah kuasa Allah, ham ! Oia, ngomong-ngomong ente masih sering ikut pengajiannya habaib?
“ Sering sih, ana emang deket dengan para habaib, jadi ana selalu mengikuti acaranya. Baik di kediri, malang, bangil, dan kota-kota lainnya. Kan yang namanya ngaji nggak cuma di pondok. Ayo husein masuk dan istirahatlah dulu ”
“ Iya, syukran [3]! Ana memang agak sedikit letih setelah tiga jam lebih naik kendaraan ”
Bang huseinpun masuk kesebuah ruangan yang telah di sediakan panitia untuk para tamu-tamu yang menginap. Sementara aku tetap membisu, tak mampu megucapkan sepatah katapun.
“ Ayo put, kita rebahan dulu, entar kita shalat isya berjama’ah ples shalat tahajud ”. Akupun menuruti perkataan bang husein.
Malam ini mataku tak bisa terpejam, bulan dan bintang-bintang semakin menambah gemerlap sinarnya. Menerangi panitia haul dan maulid yang sedang sibuk dengan aktivitas masing-masing. Gema yang dipantulkan binatang-binatang malam, semakin membuat romantis suasana malam pesantren ahlilbait.

Aku mengambil HP yang sedari tadi mengurung diri di balik tas. aku yakin dia belum tidur. Karena dulu ia pernah berkata bahwa ia belajar mulai dari isya sampai jam 02.00 malam. Meskipun rasa itu semakin tak terkendali, aku berusaha untuk menstabilkan emosi, karena bagaimapun obat sang pecinta tiada lain kecuali bertemu dengan dambaan hatinya.
Aku mengirimkan sms untuknya,
Askum… Nidya lg ngpain?, udh tidur? Ana punya cerita bagus nih, mu denger g’k?
Aku lega ketika layar hpku memuncuklkan tulisan ‘sms delivered’. Sambil membaca buku karangan Syekh Taba’tabai aku mengharap ia akan membalasnya. Dugaanku benar, 30 menit kemudian Hpku begetar.
Wa’laikum slm… Sry telat blz, tadi Nidya lgi ada d OFFICE, ada acara ROAD COUNTRY. Crta apaan? Jd pnsrn nih, mw dong!
Aku bersyukur ia membalasnya setelah hampir sebulan tidak ada kabar berita.
Tp sblumx aq mnt ma’f bgt, mungkin crta ni g’k pantes aq ceritain ma Nidya.but, crt ni emg hrs aq crtkn
Kini, aku tidak lagi menunggu balasannya, sebab bisa jadi esok pagi ia baru membalasnya. Aku kembali menulis,
Kmrn, ana pernah mencintai NIdya, ana yakin Nidya juga pasti mengetahuinya. Klimaksya adalah beberpa minggu yang lalu hingga sekarang ini… ana g’k bisa Menghafal alqur’an dengan benar, belajar ng’k konsentrasi, dst. Dan sekarang ana ada di BWI untuk menenangkan dan mendekatkan diri. Beberapa hri yang lalu ana juga pernah menceritakan hal ini kepada kepada shabat karib ana. Dan iapun berusaha memberikan solusi menurut pengalamnnya. Tp ana hanya berkata, mungkin kita berbeda.

“messege delivered”.

Ana masih terus menulis, melanjutkan cerita yang sempat tertunda karena keterbatasan ruang untuk menulis sms. technologi sms hanya memungkinkan mengirim max 450 karakter.
Hingga akhirnya ana menyerahkan semuanya kepada Allah dan menyimpulkan bahwa ini bukanlah cinta, sebab bagaimana mungkin ana mencintai manusia sementara ana masih belum bisa mencintai ALLAH?. Sampe-sampe Hati ana suuzzon, riya, takabur, dls disebabkan perasaan ini. Nidya, ana udah 3 tahun lebih mondok di sini, tapi ana g’k pernah bertemu dengan sang pendiri meskipun di dalam mimpi. Seakan semua ibadah yang ana lakukan hampa dan tak bermakna. maksud ana menceritakan hal ikhwal ini, agar hati ana bisa terjaga dan kembali kembali konsentrasi dalam study dan ibadah serta menjalani hari-hari selanjutnya dengan lebih baik. Itupun jika Nidya mau mema’afkan kesalahan yang telah ana sebutkan tadi
Belum sempat sms tersebut terkirim, tanpa terduga ia membalas sms yang telah kukirimkan sebelumnya
trs… kenapa putra g’k ngmong langsung ma Nidya?, mngkn kt bisa menmukan solusiy. Putra udah Aq anggap sahabat, sama halnya dengan Reza… jd apapn yang terjadi sama sahabatku aku harus tau, y seenggaknya…” aku bingung, sedih, bahagia, dan juga sedikit kecewa membaca smsnya.

Dari kata-katanya aku bisa menduga bahwa hatiku dengan hatinya tidaklah sama. Jika hatiku cenderung kepadanya, bisa jadi ia malah sebaliknya. Hal itulah yang sangat aku takutkan, aku takut ia menjauh dariku. Aku sadar, beberapa bulan terakhir, dalam seminggu aku pasti menghubunginya atau minimal mengirimkan sms.
Pernah aku menelpon ia hampir tiga(3) jam lamanya. Mulai dari pukul 23.00 sampai pukul 02.30, begitu asyiknya percakapan itu hingga aku lupa segalanya. Aku juga ngak tau bicara apa saja pada malam itu. tapi hal itu memang fitrahnya sang pecinta, ia akan bahagia jika mendengar suara kekasihnya. Dan ia akan merasa kehilangan jika tak pernah bersua dengannya.
Aku telah berkali-kali meminta ma’af kepadanya setelah aku sadar bahwa perilaku demikian tidaklah mulia. Tapi ia malah berkata “aku g’k senang jika putra ngomong kayak gitu, apa yang selama ini aku lakukan semata-mata karna kita adalah teman”. Pada malam ini aku benar-benar merasa bersalah. Aku adalah makhluk paling egois. aku tidak menghiraukan perasaannya, kesibukannya, dan semua tentangnya. Yang aku fikirkan adalah bagaimana aku bisa berkomonikasi dengannya. Oh tuhan… maafkanlah hambamu yang penuh kekhilafan ini, aku tidak tahu kepada siapa harus mengeluh dan mengadu jika tidak kepadamu.

Aku tidak menghiraukan sms Nidya. Aku langsung mengirimkan sms yang telah aku tulis sebelumnya. “Messege sent”. Agak lama aku menunggu, andai saja tidak ada buku yang bisa aku baca, bisa-bisa aku tertidur pada sa’at itu juga. akhirnya sebuah pesan singkat menggetarkan HPku,
aq ma’afin kok put… tapi ijinkan aku mnta ma’af sama putra, krn mungkin sikpku yang terlalu over dalam berteman hingga bikin putra jadi begini.. ma’afin aku..
Semakin sedih hatiku membaca balasan smsnyya. Aku sangat-sangat tak bisa mendengarkan ia meminta ma’af kepadaku. Seharusnya akulah yang meminta ma’af 1000X kepadanya, sebab aku merasa bahwa aku adalah makhluk yang paling berdosa, kehidupanku penuh dengan maksiat, aku selalu menykiti hati teman-temanku. Tak pantas gadis suci sepertinya memohon ma’af dariku. Apa salah dia kepadaku??? Aku berusaha memendam kesedihan dan berusaha sebijak mungkin membalas smsnya.

G’k over kok Nid… biasa aja. Mungkin Krn ana ngak terbiasa bergaul dengan teman-teman cwek jadinya yang kayak gini.. tp jujur! Ada dua muslimat yang ketika melihatnya bisa mengigatkan semua kesalahan ana, dan salah satunya adalah Nidya

Messege delivered.

Setelah semua prahara yang terjadi didalam hatiku, aku ceritakan kepadan Nidya, aku merasa sangat lega, aku bangga karena tidak termasuk orang-orang pengecut, yang tidak berani mengungkapkan perasaannya kepada orang yang ia cintai. aku juga bersyukur Karena tidak seperti mereka yang sedih ketika cintanya bertepuk sebelah tangan dan bahagia ketika cintanya di terima.
The story is ended, and NOW I wanna beganing the New story..!, ms. Nidya don’t ever say my story to other man or women whoever… PleasE,,,, Okay!
Messege sent.
Itulah sms terakhir yang ku kirimkan kepadanya. Kulihat jam telah menunjukan jarumnya keangka 12 malam. Masih ada beberapa jam untuk istirahat, sebelum melaksanakan shalat isya dan tahajud bersama bang husein. Esok hari, tubuhku harus dalam keadaan bugar dan stamina yang prima. Haul dan maulidnya habaib pasti akan sangat berkesan, dan aku tidak mau melewatkannya. Akupun memejamkan mata seraya berdo’a agar aku terhindar dari tipudaya iblis dan pengikutnya.
Malam telah menjadi saksi atas kejujuran hambanya, ia telah melepaskan jaring-jaring cinta semu. Ia sadar, tak perlu baginya untuk mencari dan mendapatkan dambaan hatinya. Sebab tiada daya bagi seorang hamba untuk menentukan nasibnya.
Tugasnya hanyalah berusaha, hanya itu!. Dunia hanyalah permainan. dan aku akan bermain di dunia ini sebagaiman bermainnya imam-imam terdahulu, kekasih allah, orang-orang yang memegah teguh ajaran agamanya dan mereka yang selalu berusaha menjaga kesucian jiwa raga.

Selasa, 09 Mei 2017

Bersikap Baik Dan Bijak

Di suatu sore, nampak Pertapa Muda bermeditasi di bawah pohon di tepi Sungai. Saat konsentrasi, tiba-tiba perhatiannya terpecah kala terdengar Gemericik air yang tidak beraturan.

Perlahan Ia buka mata & melihat ke sumber suara.

Ternyata, ada seekor Kepiting yang berusaha keras tuk raih tepian sungai agar tak hanyut oleh derasnya arus...
Melihat itu, sang Pertapa merasa iba, Ia'pun segera ulurkan tangan ke arah Kepiting.

Dengan SIGAP si Kepiting menjepit jari si Pertapa muda.

Meski jarinya terluka, hatinya SENANG karna bisa menyelamatkan si Kepiting.

Kemudian, Dia lanjutkan Pertapaannya. Namun saat Ia mulai bermeditasi, terdengar lagi suara yang sama dari tepi sungai.

Ternyata si Kepiting terpeleset kembali, dengan CEPAT si Pertapa kembali ulurkan tangan & biarkan jarinya di capit kembali.

Kejadian itu berulang, yang buat tangan si Pertapa Bengkak & membiru.

Ternyata ada seorang Kakek yang memperhatikan kejadian itu, lalu Beliaupun mendekati sang Pertapa.

"Anak muda, Perbuatanmu adalah cerminan HATIMU yang Baik. Tapi, mengapa demi menolong Kau biarkan capit Kepiting itu melukai tanganmu?" Ujar si Kakek.

"Kakek, biarlah tanganku terluka asal si Kepiting Selamat, karna hanya dengan mencapitlah caranya tuk selamat" Jawab si Pertapa

Kemudian sang Kakek memungut sebatang ranting. Ia lantas ulurkan ranting itu ke arah Kepiting yang terlihat kembali melawan arus. Si Kepitingpun menangkap ranting itu dengan capitnya.

"Lihatlah Pemuda, Melatih Sikap Belas Kasih itu memang BAIK, tapi harus BIJAK. Bila tujuan Kita Baik, tuk MENOLONG, mengapa Harus korbankan Diri Sendiri, Banyak Hal lain yang bisa di manfaatkan, kan?" Imbuh si Kakek.

Akhirnya si Pemudapun sadar.

"Terima kasih Kek atas segala Ilmu yang Berharga ini"

Berbuat Baik itu adalah PERBUATAN MULIA. Namun CARANYAPUN harus Baik & BIJAK.

Semoga bermanfaat untuk Sobat Muslim

Sibuk Menilai Orang Lupa Memperbaiki Diri Sendiri

Ada seorang pemuda yang bertanya tentang sebuah fenomena yang tengah terjadi disekitar kehidupannya. Dia menanyakan kegundahan hatinya kepada seorang Syaikh.


"Wahai Syaikh," ujar seorang pemuda, "Manakah yang lebih baik, seorang muslim yang banyak ibadahnya tetapi akhlaqnya buruk ataukah seorang yang tak beribadah tapi amat baik perangainya pada sesama?"

"Subhanallah, keduanya baik," ujar sang Syaikh sambil tersenyum.

"Mengapa bisa begitu?"

"Karena orang yang tekun beribadah itu boleh jadi kelak akan dibimbing Allah untuk berakhlaq mulia bersebab ibadahnya. Dan karena orang yang baik perilakunya itu boleh jadi kelak akan dibimbing Allah untuk semakin taat kepadaNya."

"Jadi siapa yang lebih buruk?" desak si pemuda.

Airmata mengalir di pipi sang Syaikh.

"Kita anakku," ujar beliau.
"Kitalah yang layak disebut buruk sebab kita gemar sekali menghabiskan waktu untuk menilai orang lain dan melupakan diri kita sendiri."

Beliau terisak-isak.
"Padahal kita akan dihadapkan pada Allah dan ditanyai tentang diri kita, bukan tentang orang lain.

Semoga kita mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah singkat ini. Semoga kita semua menjadikan semakin baik akhlaq dan ibadah kita.

Semoga Bermanfaat

Kisah Sifat Amanah Dalam Hal Jual Beli


Pada zaman dahulu ada orang yang bernama Muhammad Ibnu al-Munkadir yang memiliki toko busana berbagai jenis gaun yang harganya mahal, mulai dari yang lima dirham hingga sepuluh dirham.
Nah, suatu ketika, Muhammad Ibnu al-Munkadir pulang ke rumah. Toko dijaga oleh pelayannya. Saat ada konsumen toko yang mau membeli gaun yang sebenarnya harganya lima dirham, pelayan itu malah menjualnya dengan harga sepuluh dirham.
Ketika hal tersebut diketahui oleh Muhammad Ibnu al-Munkadir, ia segera mencari si pembeli sampai waktu yang lumayan lama. Ketika sudah bertemu, Muhammad Ibnu al-Munkadir berkata,
"Pelayanku telah salah jual. Ia telah menjual baju kepada Anda seharga sepuluh dirham, padahal harganya cuma lima dirham."
Si pembeli berkata,
"Tidak apa-apa Tuan, saya ikhlas kok."
Muhammad Ibnu al-Munkadir menjawabnya,
"Ya, Anda rela. Akan tetapi aku tidak rela sampai kita sama-sama rela. Anda pilih salah satu dari tiga usulan. Anda ambil baju yang senilai sepuluh dirham, atau kembalikan uang yang lima dirham itu atau Anda kembalikan baju kami dan Anda akan menerima dirham milik Anda."
Lelaki itu menimpali,
"Kembalikan kembalian lima dirham milikku saja."
Muhammad Ibnu al-Munkadir segera memberikan lima dirham milik lelaki itu kemudian segera pulang. Si pembeli itu bertanya-tanya dalam hati,
"Siapakah orang tadi ya?"
Setelah bertanya ke orang-orang...
"Ia adalah Muhammad Ibnu al-Munkadir."
Lelaki pembeli itu kemudian berkata,
"Laa ilaaha illallah....orang inilah yang kami cari-cari di padang sahara sana bila kami kelaparan."
Subhanallah....
Masih adakah orang seperti beliau di zaman serba modern ini...?
Wallahu A'lam

Raden Rahmat/Sunan Ampel


Pada suatu hari di kerajaan Majapahit.
PRABU Sri Kertawijaya tak kuasa memendam gundah. Raja Majapahit itu risau memikirkan pekerti warganya yang bubrah tanpa arah. Sepeninggal Prabu Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada, kejayaan Majapahit tinggal cerita pahit. Perang saudara berkecamuk di mana-mana. Panggung judi, main perempuan, dan mabuk-mabukan menjadi ”kesibukan” harian kaum bangsawan –pun rakyat kebanyakan.
Melihat beban berat suaminya, Ratu Darawati merasa wajib urun rembuk. ”Saya punya keponakan yang ahli mendidik kemerosotan budi pekerti,” kata permaisuri yang juga putri Raja Campa itu. ”Namanya Sayyid Ali Rahmatullah, putra Kakanda Dewi Candrawulan,” Darawati menambahkan. Tanpa berpikir panjang, Kertawijaya mengirim utusan, menjemput Ali Rahmatullah ke Campa –kini wilayah Kamboja.
Ali Rahmatullah inilah yang kelak lebih dikenal sebagai Sunan Ampel. Cucu Raja Campa itu adalah putra kedua pasangan Syekh Ibrahim Asmarakandi dan Dewi Candrawulan. Ayahnya, Syekh Ibrahim, adalah seorang ulama asal Samarkand, Asia Tengah. Kawasan ini melahirkan beberapa ulama besar, antara lain perawi hadis Imam Bukhari.
Ibrahim berhasil mengislamkan Raja Campa. Ia kemudian diangkat sebagai menantu. Sejumlah sumber sejarah mencatat silsilah Ibrahim dan Rahmatullah, yang sampai pada Nabi Muhammad lewat jalur Imam Husein bin Ali. Tarikh Auliya karya KH Bisri Mustofa mencantumkan nama Rahmatullah sebagai keturunan Nabi ke-23.
Ia diperkirakan lahir pada 1420, karena ketika berada di Palembang, pada 1440, sebuah sumber sejarah menyebutnya berusia 20 tahun. Soalnya, para sejarawan lebih banyak mendiskusikan tahun kedatangan Rahmatullah di Pulau Jawa. Petualang Portugis, Tome Pires, menduga kedatangan itu pada 1443.
Hikayat Hasanuddin memperkirakannya pada sebelum 1446 –tahun kejatuhan Campa ke tangan Vietnam. De Hollander menulis, sebelum ke Jawa, Rahmatullah memperkenalkan Islam kepada Raja Palembang, Arya Damar, pada 1440. Perkiraan Tome Pires menjadi bertambah kuat. Dalam lawatan ke Jawa, Rahmatullah didampingi ayahnya, kakaknya (Sayid Ali Murtadho), dan sahabatnya (Abu Hurairah).
Rombongan mendarat di kota bandar Tuban, tempat mereka berdakwah beberapa lama, sampai Syekh Asmarakandi wafat. Makamnya kini masih terpelihara di Desa Gesikharjo, Palang, Tuban. Sisa rombongan melanjutkan perjalanan ke Trowulan, ibu kota Majapahit, menghadap Kertawijaya. Di sana, Rahmatullah menyanggupi permintaan raja untuk mendidik moral para bangsawan dan kawula Majapahit.
Sebagai hadiah, ia diberi tanah di Ampeldenta, Surabaya. Sejumlah 300 keluarga diserahkan untuk dididik dan mendirikan permukiman di Ampel. Meski raja menolak masuk Islam, Rahmatullah diberi kebebasan mengajarkan Islam pada warga Majapahit, asal tanpa paksaan. Selama tinggal di Majapahit, Rahmatullah dinikahkan dengan Nyai Ageng Manila, putri Tumenggung Arya Teja, Bupati Tuban.
Sejak itu, gelar pangeran dan raden melekat di depan namanya. Raden Rahmat diperlakukan sebagai keluarga keraton Majapahit. Ia pun makin disegani masyarakat. Pada hari yang ditentukan, berangkatlah rombongan Raden Rahmat ke Ampel. Dari Trowulan, melewati Desa Krian, Wonokromo, berlanjut ke Desa Kembang Kuning. Di sepanjang perjalanan, Raden Rahmat terus melakukan dakwah.
Ia membagi-bagikan kipas yang terbuat dari akar tumbuhan kepada penduduk. Mereka cukup mengimbali kipas itu dengan mengucapkan syahadat. Pengikutnya pun bertambah banyak. Sebelum tiba di Ampel, Raden Rahmat membangun langgar (musala) sederhana di Kembang Kuning, delapan kilometer dari Ampel.
Langgar ini kemudian menjadi besar, megah, dan bertahan sampai sekarang –dan diberi nama Masjid Rahmat. Setibanya di Ampel, langkah pertama Raden Rahmat adalah membangun masjid sebagai pusat ibadah dan dakwah. Kemudian ia membangun pesantren, mengikuti model Maulana Malik Ibrahim di Gresik. Format pesantrennya mirip konsep biara yang sudah dikenal masyarakat Jawa.
Raden Rahmat memang dikenal memiliki kepekaan adaptasi. Caranya menanamkan akidah dan syariat sangat memperhatikan kondisi masyarakat. Kata ”salat” diganti dengan ”sembahyang” (asalnya: sembah dan hyang). Tempat ibadah tidak dinamai musala, tapi ”langgar”, mirip kata sanggar. Penuntut ilmu disebut santri, berasal dari shastri –orang yang tahu buku suci agama Hindu.
Siapa pun, bangsawan atau rakyat jelata, bisa nyantri pada Raden Rahmat. Meski menganut mazhab Hanafi, Raden Rahmat sangat toleran pada penganut mazhab lain. Santrinya dibebaskan ikut mazhab apa saja. Dengan cara pandang netral itu, pendidikan di Ampel mendapat simpati kalangan luas. Dari sinilah sebutan ”Sunan Ampel” mulai populer.
Ajarannya yang terkenal adalah falsafah ”Moh Limo”. Artinya: tidak melakukan lima hal tercela. Yakni moh main (tidak mau judi), moh ngombe (tidak mau mabuk), moh maling (tidak mau mencuri), moh madat (tidak mau mengisap candu), dan moh madon (tidak mau berzina). Falsafah ini sejalan dengan problem kemerosotan moral warga yang dikeluhkan Sri Kertawijaya.
Sunan Ampel sangat memperhatikan kaderisasi. Buktinya, dari sekian putra dan santrinya, ada yang kemudian menjadi tokoh Islam terkemuka. Dari perkawinannya dengan Nyai Ageng Manila, menurut satu versi, Sunan Ampel dikaruniai enam anak. Dua di antaranya juga menjadi wali, yaitu Sunan Bonang (Makdum Ibrahim) dan Sunan Drajat (Raden Qosim).
Seorang putrinya, Asyikah, ia nikahkan dengan muridnya, Raden Patah, yang kelak menjadi sultan pertama Demak. Dua putrinya dari istri yang lain, Nyai Karimah, ia nikahkan dengan dua muridnya yang juga wali. Yakni Dewi Murtasiah, diperistri Sunan Giri, dan Dewi Mursimah, yang dinikahkan dengan Sunan Kalijaga.
Sunan Ampel biasa berbeda pendapat dengan putra dan murid-mantunya yang juga para wali. Dalam hal menyikapi adat, Sunan Ampel lebih puritan ketimbang Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga pernah menawarkan untuk mengislamkan adat sesaji, selamatan, wayang, dan gamelan. Sunan Ampel menolak halus.
”Apakah tidak khawatir kelak adat itu akan dianggap berasal dari Islam?” kata Sunan Ampel. ”Nanti bisa bidah, dan Islam tak murni lagi.” Pandangan Sunan Ampel didukung Sunan Giri dan Sunan Drajat. Sementara Sunan Kudus dan Sunan Bonang menyetujui Sunan Kalijaga. Sunan Kudus membuat dua kategori: adat yang bisa dimasuki Islam, dan yang sama sekali tidak.
Ini mirip dengan perdebatan dalam ushul fiqih: apakah adat bisa dijadikan sumber hukum Islam atau tidak. Meski demikian, perbedaan itu tidak mengganggu silaturahmi antarpara wali. Sunan Ampel memang dikenal bijak mengelola perbedaan pendapat. Karena itu, sepeninggal Maulana Malik Ibrahim, ia diangkat menjadi sesepuh Wali Songo dan mufti (juru fatwa) se-tanah Jawa.
Menurut satu versi, Sunan Ampel-lah yang memprakarsai pembentukan Dewan Wali Songo, sebagai strategi menyelamatkan dakwah Islam di tengah kemelut politik Majapahit. Namun, mengenai tanggal wafatnya, tak ada bukti sejarah yang pasti. Sumber-sumber tradisional memberi titimangsa yang berbeda.
Babad Gresik menyebutkan tahun 1481, dengan candrasengkala ”Ngulama Ampel Seda Masjid”. Cerita tutur menyebutkan, beliau wafat saat sujud di masjid. Serat Kanda edisi Brandes menyatakan tahun 1406. Sumber lain menunjuk tahun 1478, setahun setelah berdirinya Masjid Demak. Ia dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, di areal seluas 1.000 meter persegi, bersama ratusan santrinya.
Kompleks makam tersebut dikelilingi tembok besar setinggi 2,5 meter. Makam Sunan Ampel bersama istri dan lima kerabatnya dipagari baja tahan karat setinggi 1,5 meter, melingkar seluas 64 meter persegi. Khusus makam Sunan Ampel dikelilingi pasir putih. Setiap hari, penziarah ke makam Sunan Ampel rata-rata 1.000 orang, dari berbagai pelosok Tanah Air.
Jumlahnya bertambah pada acara ritual tertentu, seperti saat Haul Agung Sunan Ampel ke-552, awal November lalu. Pengunjungnya membludak sampai 10.000 orang. Kalau makam Maulana Malik Ibrahim sepi penziarah di bulan Ramadhan, makam Sunan Ampel justru makin ramai 24 jam pada bulan puasa.

Sabtu, 06 Mei 2017

Sebuah Tes Tulis Lamaran Kerja

Dikisahkan suatu waktu di Indonesia, ada sebuah perusahaan yang melakukan rekrutmen untuk sebuah posisi. Perusahaan tersebut perusahaan besar, yang sampai sekarang pun namanya insya Allah masih cukup dikenal di Indonesia. Pelamar untuk posisi tersebut terbilang besar, sekitar 2000-an orang. Namun hanya 1 orang yang akhirnya diterima bekerja disana.
Dalam proses rekrutmen, perusahaan tersebut memberikan sebuah tes tertulis. Isi tes tertulisnya, adalah sebuah kasus untuk dijawab oleh calon karyawannya. Berikut kasus dalam tes tulis. 
-----------
Anda sedang mengendarai motor ditengah malam yang hujan, ditengah jalan Anda melihat 3 orang sedang menunggu kedatangan angkot :
- Seorang nenek tua yang sangat lapar.
- Seorang dokter yang pernah menyelamatkan hidup Anda sebelumnya.
- Seseorang special yang selama ini menjadi idaman hati Anda.
Anda hanya bisa mengajak satu orang untuk dibonceng, siapakah yang akan Anda ajak ? 
Dan jelaskan mengapa Anda melakukan itu!!
-----------
Jika Anda ikut dalam proses rekrutmen tersebut, kira-kira jawaban Apa yang akan Anda berikan?
Jangan scroll kebawah sebelum Anda memberikan jawaban Anda.
Serius, jawablah dulu, baru kita lihat jawaban yang diterima.

dari 2000an pelamar & jawaban, hanya 1 yg diterima, Orang tersebut tidak menjelaskan jawabannya, hanya menulis dengan singkat :
"Saya akan memberikan kunci motor saya kepada sang dokter dan meminta dia untuk membawa nenek tua tersebut untuk ditolong segera. Sedangkan saya sendiri akan tetap tinggal disana dengan sang idaman hati untuk menunggu angkot."
Dan diterimanyalah ia serta langsung mendapat kualifikasi smart & brilliant employee 
Lepas dari nilai non-syari terkait khalwat-nya, Bagi saya pribadi, hikmah yang bisa saya petik adalah kita dapat melakukan sebuah efisiensi pekerjaan yang menyenangkan. Syaratnya hanyalah kita mau berkorban lebih untuk mendapatkan sesuatu yang insya Allah lebih besar. 
Kalau kamu? inspiratif Apa yang bisa kamu petik?

Kaya Dan Miskin

Satu hari, seorang ayah yang berasal dari keluarga kaya membawa anaknya dalam satu perjalanan keliling negeri dengan tujuan memperlihatkan pada si anak bagaimana miskinnya kehidupan orang-orang disekitarnya. Mereka lalu menghabiskan beberapa hari di sebuah rumah pertanian yang dianggap si ayah dimiliki keluarga yang amat miskin.

Setelah kembali dari perjalanan mereka, si ayah menanyai anaknya :

“Bagaimana perjalanannya nak?”.

“Perjalanan yang hebat, yah”.

“Sudahkah kamu melihat betapa miskinnya orang-orang hidup?,” Si bapak bertanya.

“O tentu saja,” jawab si anak.

“Sekarang ceritakan, apa yang kamu pelajari dari perjalanan itu,” kata si bapak.

Si anak menjawab :

Saya melihat bahwa kita punya satu anjing, tapi mereka punya empat anjing.

Kita punya kolam renang yang panjangnya sampai pertengahan taman kita, tapi mereka punya anak sungai yang tidak ada ujungnya.

Kita mendatangkan lampu-lampu untuk taman kita, tapi mereka memiliki cahaya bintang di malam hari.

Teras tempat kita duduk-duduk membentang hingga halaman depan, sedang teras mereka adalah horizon yang luas.

Kita punya tanah sempit untuk tinggal, tapi mereka punya ladang sejauh mata memandang.


kumpulan kisah inspirasi terbaik
Kita punya pembantu yang melayani kita, tapi mereka melayani satu sama lain.

Kita beli makanan kita, tapi mereka menumbuhkan makanan sendiri.

Kita punya tembok disekeliling rumah untuk melindungi kita, sedangkan mereka punya teman-teman untuk melindungi mereka.

Ayah si anak hanya bisa bungkam.

Lalu si anak menambahkan kata-katanya : “Ayah, terima kasih sudah menunjukkan betapa MISKIN-nya kita”.

Hikmah yang bisa diambil dari kisah inspirasi diatas :
  • Kaya dan Miskin tergantung pada persepsi kita sendiri, bukan pada penilaian orang lain.
  • Orang lain yang tampak miskin bagi kita, boleh jadi termasuk kaya menurut orang lain, atau bahkan mereka sendiri
  • Kisah diatas mendorong kita untuk selalu melihat perspektif lain...

Hikmah Dari Kehilangan

Pada suatu masa, di sebuah pedesaan China, hidup seorang pria tua dan keluarganya. Pria tersebut mengolah sebuah kebun dan memiliki beberapa hewan peliharaan, salah satu peliharaannya adalah seekor kuda jantan. Suatu ketika, kuda yang dimiliki pria tua tersebut hilang. Beberapa tetangga mengatakan sempat melihat kuda tersebut berlari melewati batas daerah yang tidak boleh dilewati oleh warga desa. Pria tua itu menjadi sedih, tetapi dia mengatakan, "Tidak apa, barangkali kejadian ini bukan sesuatu yang buruk dan siapa tahu akan datang sesuatu yang baik."

Setelah hari berganti hari, pada malam hari, pria tua itu dikejutkan dengan suara kuda. Dia langsung bangkit dan melihat ke arah luar rumah, tampak kudanya yang hilang telah kembali dan membawa seekor kuda betina entah milik siapa yang menjadi pasangannya. Tentu saja, seperti peraturan di desa itu, kuda yang tidak diketahui pemiliknya atau liar akan menjadi milik mereka yang menemukan. Para tetangga memberi selamat pada pria tua yang telah mendapatkan kembali kudanya serta tambahan satu kuda secara cuma-cuma.


kisah-kisah inspirasi terbaik
Setelah waktu berjalan, anak laki-laki dari pria tua tersebut mulai berlatih untuk naik ke atas punggung kuda dan memacu kuda tersebut di sekitar area perkebunan. Sayangnya, pada suatu hari, anak laki-laki itu jatuh dari atas punggung kuda dan mengalami cedera kaki yang sangat parah. Perlu waktu lama untuk sembuh, tetapi sekalipun telah sembuh, anak laki-laki itu tidak bisa berjalan normal. "Tidak apa-apa, nak" ujar si pria tua, "Mungkin hal ini akan mendatangkan sesuatu yang lebih baik untuk mu,"

Dan seperti kejadian sebelumnya, si pria tua merasakan kembali sesuatu yang baik tersebut. Pada masa itu adalah masa perang, semua anak laki-laki di desa wajib memanggul senjata dan bertempur di medan perang. Tetapi karena cacat, anak laki-laki sang pria tua tetap di desa dan bekerja mengolah kebun. Tidak ada yang disesali, karena anak laki-laki itu juga bersikap sama seperti ayahnya, dia percaya akan ada hikmah di balik kejadian buruk yang menyebabkan dia kehilangan cara berjalan yang normal.

Tahun berganti tahun. Perang telah berakhir dan para anak laki-laki yang bertempur kembali ke desa. Ternyata hanya beberapa yang kembali, karena kebanyakan dari mereka ternyata tewas di medan perang. Sang pria tua sedikit bersyukur karena anak laki-lakinya tetap dalam kondisi sehat dan semakin pintar mengurus perkebunan. Sehingga, tidak ada yang perlu disesali karena bagi keluarga tersebut, kebahagiaan tidak hanya dinilai pada saat sesuatu terjadi, tetapi juga pada masa-masa setelahnya.

Sahabat, hikmah dari cerita tersebut kita harus belajar bahwa setiap kali kita merasa kehilangan, sesungguhnya apa yang kita tangisi tidak benar-benar hilang, karena pada saat yang tidak akan kita sangka, kita akan mendapatkan hikmah dari rasa kehilangan tersebut. Kita akan merasakan kebahagiaan lebih berlipat jika kita pernah merasakan kehilangan. Tetapi rasa bahagia itu akan datang saat kita bisa melepaskan dengan rela apa yang telah hilang, tidak dengan meratapi atau menangisi terus-menerus.

Soal Ujian

Ini kisah tentang Riri,  salah seorang mahasiswi yang sedang menyelesaikan kuliah semester akhir di sebuah Universitas Negeri. Riri  mengambil jurusan disebuah fakultas yang cukup favorit, yaitu Fakultas Kedokteran. Sebuah fakultas – menurut keyakinannya – yang dapat membuat hidupnya lebih baik di masa mendatang. Bukan kehidupan yang hanya baik untuknya, tetapi juga buat keluarganya yang telah berusaha susah payah mengumpulkan uang, agar ia dapat meneruskan dan lulus dari kuliahnya dengan baik.

Kakaknya pun rela untuk tidak menikah tahun ini, karena ia harus menyisihkan sebagian gajinya untuk membiayai tugas akhir dan biaya-biaya laboratorium serta praktikum yang cukup tinggi untuk Riri.

Kini tiba saatnya Riri harus mengikuti ujian semester akhir, mata kuliah yang diberikan oleh dosennya cukup unik. Saat itu sang dosen ingin memberikan pertanyaan-pertanyaan ujian secara lisan.


“Agar aku bisa dekat dengan mahasiswa.” cerita Riri menirukan kata dosennya kepada mahasiswa beberapa waktu lalu.

Satu per satu pertanyaan pun dia lontarkan,  para mahasiswa berusaha menjawab pertanyaan itu semampu mungkin dalam kertas ujian mereka.

Ketakutan dan ketegangan Riri saat ujian terjawab saat itu, pasalnya 9 pertanyaan yang dilontarkan oleh sang dosen lumayan mudah untuk dijawab olehnya. Jawaban demi jawaban pun dengan lancar ia tulis di lembar jawaban.

Hingga sampailah pada pertanyaan ke-10.“Ini pertanyaan terakhir.” kata dosen itu.

“Coba tuliskan nama ibu tua yang setia membersihkan ruangan ini, bahkan seluruh ruangan di gedung Jurusan ini !” kata sang dosen sambil menggerakkan tangannya menunjuk keseluruh ruangan kuliah.

Sontak saja mahasiswa seisi ruangan pun tersenyum. Mungkin mereka menyangka ini hanya gurauan, jelas pertanyaan ini tidak ada hubungannya dengan mata kuliah yang sedang diujikan kali ini, pikir Riri dalam benaknya.

“Ini serius !” kata sang dosen yang sudah agak tua itu dengan tegas. “Kalau tidak tahu mending dikosongkan aja, jangan suka mengarang nama orang ! ”. lanjutnya mengingatkan.

Riri tahu persis siapa orang yang ditanyakan oleh dosennya itu. Dia adalah seorang ibu tua, orangnya agak pendek, rambut putih yang selalu digelung. Dan ia juga mungkin satu-satunya cleaning service di gedung jurusan kedokteran tempat Riri kuliah. Ibu tua itu selalu ramah serta amat sopan dengan mahasiswa-mahasiswi di sini. Ia senantiasa menundukkan kepalanya saat melewati kerumunan mahasiswa yang sedang nongkrong. Tapi satu hal yang membuat Riri merasa konyol, justru ia tidak hafal nama ibu tua tersebut !!! Dan dengan terpaksa ia memberi jawaban ‘kosong’ pada pertanyaan ke-10 ini. Ujian pun berakhir, satu per satu lembar jawaban pun dikumpulkan ke tangan dosen itu.

Sambil menyodorkan kertas jawaban, Riri mencoba memberanikan diri bertanya kepada dosennya kenapa ia memberi ‘pertanyaan aneh’ itu, serta seberapa pentingkah pertanyaan itu dalam ujian kali ini ?.

“Justru ini adalah pertanyaan terpenting dalam ujian kali ini” kata sang dosen.

Mendengar jawaban sang dosen, beberapa mahasiswa pun ikut memperhatikan ketika dosen itu berbicara. “Pertanyaan ini memiliki bobot tertinggi dari pada 9 pertanyaan yang lainnya, jika anda tidak mampu menjawabnya, sudah pasti nilai anda hanya C atau D,” ungkap sang dosen.

Semua berdecak, Riri pun bertanya kepadanya lagi, “Kenapa Pak ?” Jawab sang  dosen itu sambil tersenyum, “Hanya yang peduli pada orang-orang sekitarnya saja yang pantas jadi dokter.” Lalu sang sang dosen pergi  membawa tumpukan kertas jawaban ujian itu sambil meninggalkan para mahasiswa dengan wajah yang masih tertegun.
******
Peduli merupakan langkah awal untuk menjadi pemberi manfaat bagi orang lain serta penyelesai masalah di masyarakat. Dan peduli, sudah seharusnya menjadi milik semua orang, bukan hanya dokter. Jadi, soal ujian Riri nomor ke-10 di atas, kiranya juga menjadi soal ujian untuk kita semua. Maka seberapa pedulikah kita ? sehingga mampu menjawab persoalan-persoalan yang ada disekitar kita. Semoga cerita di atas menjadi hikmah untuk kita.

Wallahu’alaum bishowab

Panjang Tangan dan Sedekah

Dalam suatu riwayat Aisyah pernah berkisah, bahwa suatu waktu setelahkematian Nabi SAW, para istrinya berkumpul pada suatu rumah salah satu diantaranya. Lalu mereka mengukur tangan-tangan mereka di tembok untuk mencari tangan mana yang terpanjang. Aktivitas ini sering dilakukan mereka, sampai meninggalnya Zainab binti Jahsy.


Apa sebab hal ini dilakukan oleh para istri Nabi SAW? Ternyata, suatu waktu Rasulullah SAW pernah bersabda seperti diriwayatkan Bukhari dan Muslim,

"Bahwa yang paling cepat menyusul diriku dari kalian (istri-istriku) adalah yang paling pajang tangannya."
Yang paling cepat menyusul Rasulullah SAW adalah Zainab binti Jahsy. Sementara Zainab memiliki tangan yang pendek dan bukan yang terpanjang bila dibandingkan dengan istri Nabi SAW lainnya.

Mengapa Zainab? Menurut Aisyah dinukil dari hadits yang sama, karena Zainab bekerja dengan tangannya sendiri dan selalu bersedekah. Bahkan pada suatu riwayat yang dikeluarkan oleh ath-Thbarani dalam al-Ausath disebutkan bahwa Zainab radhiallhu 'anha merajut pakaian kemudian memberikannya kepada pasukan Nabi SAW. Para pasukan Nabi SAW menjahit serta memanfaatkannya pada saat peperangan.

Akhirnya para istri Nabi SAW pun mengetahui maksud Nabi SAW mengenai apa yang disebutnya dengan "panjang tangan", yakni suka bersedekah. Dan Zainab-lah ang dimaksud dalam hadits tersebut.
Wallahu'alam.

Semoga cerita di atas membuat sobat muslim tergerak hatinya untuk selalu bersedekah

10 Ribu rupiah membuat anda mengerti cara bersyukur

Ada seorang sahabat menuturkan kisahnya. Dia bernama Budiman. Sore itu ia menemani istri dan seorang putrinya berbelanja kebutuhan rumah tangga bulanan di sebuah toko swalayan. Usai membayar, tangan-tangan mereka sarat dengan tas plastik belanjaan.
Baru saja mereka keluar dari toko swalayan, istri Budiman dihampiri seorang wanita pengemis yang saat itu bersama seorang putri kecilnya. Wanita pengemis itu berkata kepada istri Budiman, "Beri kami sedekah, Bu!"

Istri Budiman kemudian membuka dompetnya lalu ia menyodorkan selembar uang kertas berjumlah 1000 rupiah. Wanita pengemis itu lalu menerimanya. Tatkala tahu jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan, ia lalu menguncupkan jari-jarinya mengarah ke mulutnya. Kemudian pengemis itu memegang kepala anaknya dan sekali lagi ia mengarahkan jari-jari yang terkuncup itu ke mulutnya, seolah ia ingin berkata, "Aku dan anakku ini sudah berhari-hari tidak makan, tolong beri kami
tambahan sedekah untuk bisa membeli makanan!"

Mendapati isyarat pengemis wanita itu, istri Budiman pun membalas isyarat dengan gerak tangannya seolah berkata, "Tidak... tidak, aku tidak akan menambahkan sedekah untukmu!"
Ironisnya meski tidak menambahkan sedekahnya, istri dan putrinya Budiman malah menuju ke sebuah gerobak gorengan untuk membeli cemilan. Pada kesempatan yang sama Budiman berjalan ke arah ATM center guna mengecek saldo rekeningnya. Saat itu memang tanggal gajian, karenanya Budiman ingin mengecek saldo rekening dia.


kisah inspirasi
Di depan ATM, Ia masukkan kartu ke dalam mesin. Ia tekan langsung tombol INFORMASI SALDO. Sesaat kemudian muncul beberapa digit angka yang membuat Budiman menyunggingkan senyum kecil dari mulutnya. Ya, uang gajiannya sudah masuk ke dalam rekening.
Budiman menarik sejumlah uang dalam bilangan jutaan rupiah dari ATM. Pecahan ratusan ribu berwarna merah kini sudah menyesaki dompetnya. Lalu ada satu lembar uang berwarna merah juga, namun kali ini bernilai 10 ribu yang ia tarik dari dompet. Uang itu Kemudian ia lipat kecil untuk berbagi dengan wanita pengemis yang tadi meminta tambahan sedekah.

Saat sang wanita pengemis melihat nilai uang yang diterima, betapa girangnya dia. Ia pun berucap syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Budiman dengan kalimat-kalimat penuh kesungguhan: "Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah... Terima kasih tuan! Semoga Allah memberikan rezeki berlipat untuk tuan dan keluarga. Semoga Allah memberi kebahagiaan lahir dan batin untuk tuan dan keluarga. Diberikan karunia keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang shaleh dan shalehah. Semoga tuan dan keluarga juga diberi kedudukan yang terhormat kelak nanti di surga...!"

Budiman tidak menyangka ia akan mendengar respon yang begitu mengharukan. Budiman mengira bahwa pengemis tadi hanya akan berucap terima kasih saja. Namun, apa yang diucapkan oleh wanita pengemis tadi sungguh membuat Budiman terpukau dan membisu. Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita itu berkata kepada putri kecilnya, "Dik, Alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga....!"
Deggg...!!! Hati Budiman tergedor dengan begitu kencang. Rupanya wanita tadi sungguh berharap tambahan sedekah agar ia dan putrinya bisa makan. Sejurus kemudian mata Budiman membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari menyeberang jalan, lalu masuk ke sebuah warung tegal untuk makan di sana.

Budiman masih terdiam dan terpana di tempat itu. Hingga istri dan putrinya kembali lagi dan keduanya menyapa Budiman. Mata Budiman kini mulai berkaca-kaca dan istrinya pun mengetahui itu. "Ada apa Pak?" Istrinya bertanya.

Dengan suara yang agak berat dan terbata Budiman menjelaskan: "Aku baru saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 10 ribu rupiah!"

Awalnya istri Budiman hampir tidak setuju tatkala Budiman mengatakan bahwa ia memberi tambahan sedekah kepada wanita pengemis. Namun Budiman kemudian melanjutkan kalimatnya:
"Bu..., aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Allah. Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu, anak-anak dan keluarga kita. Panjaaaang sekali ia berdoa!

Dia hanya menerima karunia dari Allah Swt sebesar 10 ribu saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal aku sebelumnya melihat di ATM saat aku mengecek saldo dan ternyata di sana ada jumlah yang mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah. Saat melihat saldo itu, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Aku terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah.

Bu..., aku malu kepada Allah! Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Allah dan berterimakasih kepadaku. Kalau memang demikian, siapakah yang pantas masuk ke dalam surga Allah, apakah dia yang menerima 10 ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu namun sedikitpun aku tak berucap hamdalah."

Budiman mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan beberapa bulir air mata yang menetes. Istrinya pun menjadi lemas setelah menyadari betapa selama ini kurang bersyukur sebagai hamba. Ya Allah, ampunilah kami para hamba-Mu yang kerap lalai atas segala nikmat-Mu
 
Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan kata maupun bahasa dan semoga sobat muslim termotivasi dengan cerita di atas