Rabu, 20 September 2017

Makna 1 muharram 1439 Hijriyah


Umat Islam di seluruh penjuru dunia pada Kamis 21 September 2017 akan memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1439 Hijriyah. 1 Muharram adalah bulan pertama dalam kalender islam. Dan ini adalah salah satu dari empat bulan suci tahun ini.

1 Muharram ini pun adalah hari yang sangat penting dan juga bersejarah bagi umat Islam. Pasalnya pada saat itu pula menandai peristiwa penting memperingati hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari kota Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.
Kata Muharram sendiri berarti terlarang dan berasal dari kata haram yang berarti berdosa. Bulan ini juga di anggap bulan paling suci kedua setelah bulan Ramadhan. Lantas apa sebenarnya makna dari peringatan Tahun Baru Islam itu?
Memperingati tahun baru dalam kalender Islam 1 Muharram sebenarnya hakikatnya adalah untuk mengenang kembali peristiwa hijrah serta mendalami makna hijrah dan juga pengamalannya pada masa kini.

Hijrah ini sendiri bukan sekedar pindah tempat tinggal atau tempat pindah rumah. Hijrah ini merupakan perintah Allah SWT juga merupakan strategi perjuangan dalam dakwah Islam.
Dalam sidang penetapan sistem penanggalan Islam sendiri ada yang mengusulkan bahwa awal tahun islam ini ditetapkan pada hari dimana Rasulullah diangkat sebagai nabi dan juga rasul.
Namun karena para sahabat memahami bahwa Rasulullah menentang kultur individu dan tak ingin di dewakan maka para sahabat memilih usul dari Ali yang menyarankan pada awal tanggal Islam di mulai dari peristiwa hijrah.
Hijrah sebagaimana peristiwa penting yang lain juga mengandung hikmah. Penggalian makna hijrah ini juga harus di lakukan dalam peringatan Tahun Baru Islam. Hal tersebut seperti tertera dalam QS An-Nisa: 100.
“Barangsiapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Pada bulan Muharram ini pun juga ada amalan sunnah yang sangat di anjurkan yakni puasa Asy-Syura. Hari kesepuluh Muharram adalah hari Asyura. Beberapa umat islam berpuasa sepanjang malam karena tercatat dalam hadist yang Nabi Musa dan kaumnya memperoleh kemenangan atas Firaun pada 10 Muharram.
Nabi Muhhamad juga meminta untuk umat Islam berdoa pada hari ini yak Aysura dan pada hari sebelum yang ke-9 yakni Tasu’a.
Sementara itu alasan Tahun Baru Islam 1 Muharram Hijriyah ini harus di peringati umat Islam bukan berarti wajib. Peringatan ini pun juga demi syi’ar dakwah, sekaligus juga sosalisasi atau pun kampanye tahun Islam di kalangan umat islam sendiri. Itulah tadi Makna peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram. Wallahu’alam Bish-Shawab

Jumat, 09 Juni 2017

Kisah Keislaman Abu Dzar Al-Ghifari

Ibnu Abdul Birr di dalam kitab "Al-Isti'ab" mengetengahkan kisah nyata tetang keislaman Abu Dzar Al-Ghifari, berasal dari Abudullah bin Abbas, sebagai berikut :

Ketika Abu Dzar Al-Ghifari mendengar berita tentang kenabian Muhammad SAW ia meninggalkan daerah pemukimannya pergi ke Makkah dengan maksud hendak menemui beliau. Karena tidak mempunyai kenalan di kota itu ia masuk ke dalam Ka'bah. Di tempat itu ia melihat Rasulullah SAW, tetapi tidak mengenal beliau dan tidak mengetahui bahwa yang dilihatnya itu seorang Nabi yang sedang dicari-cari. Abu Dzar seseorang yang mempunyai kewaspadaan yang tinggi, karenanya ia tidak mau bertanya kepada siapapun juga untuk mendapatkan petunjuk dimana Rasulullah SAW berada. Ketika itu beliau masih melakukan dakwahnya secara diam-diam mengambil tempat di rumah seorang sahabat bernama Al-Arqam bin Al-Arqam, dan kaum musyrikin Quraisy pun sedang gencar-gencarnya melancarkan permusuhan terhadap beliau dan terhadap setiap orang yang diketahui telah memeluk Islam. Karena sangat letih Abu Dzar berbaring di dalam Ka'bah hingga malam hari. Secara kebetulan Ali bin Abu Thalib masuk ke dalam Ka'bah dan ia melihat seorang perantau sedang berbaring. Dengan suara lirih ia berkata seorang diri, "Orang ini seperti perantau!" Mendengar ucapan Ali bin Abu Thalib itu Abu Dzar bangun dan menyahut, "Ia, benar." Ali bin Abu Thalib mengajaknya pulang ke rumah.

Abu Dzar dalam menceritakan pengalamannya sendiri antara lain mengatakan :

"Aku kemudian pergi bersama dia (Ali bin Abu Thalib). Ia tidak menanyakan sesuatu tentang diriku dan aku pun tidak menanyakan sesuatu mengenai dirinya. Aku tidak tahu siapa dia dan ia pun tidak tahu siapa aku. Malam itu aku tidur menginap di rumahnya hingga pagi hari. Keadaan masih mengharuskan masing-masing bersikap waspada, karena itu ia tetap tidak menanyakan siapa aku, dan aku pun tidak menanyakan siapa dia.

Pagi-pagi buta aku pergi lagi ke Ka'bah dan tinggal di sana sambil menyadap berita hingga petang, aku tidak berniat hendak meginap lagi di rumah orang itu akan tetapi tiba-tiba ia menghampiriku dan menegur, kenapa aku tidak pulang ke rumahnya. Ia mengajakku pulang ke rumahnya, tetapi ia masih tetap tidak mengenal siapa aku dan akupun tidak mengenal siapa dia. Aku tidak mau menceritakan diriku kepadanya dan iapun tidak menceritakan dirinya kepadaku. Demikianlah keadaanku berlangsung hingga hari ke tiga. Pada hari ke tiga itu barulah ia mau bertanya, 'Apakah anda mau mengatakan kepadaku, apa yang sebenarnya mendorong anda datang ke kota ini?'

Aku menjawab, 'Kalau anda berjanji akan memberi petunjuk kepadaku, pertanyaan anda akan kujawab.'

Ia berjanji, kemudian kuberi tahu bahwa aku sedang mencari seorang Nabi yang datang membawa kebenaran dan Ia seorang utusan Allah. Ia (Ali bin Abu Thalib) berkata, 'Baik, besok pagi ikutilah aku, tetapi aku khawatir kalau ada orang yang melihat anda. Karena itu anda supaya berjalan agak jauh di belakangku. Bila ada orang yang melihat aku akan berhenti pura-pura buang air kecil. Apabila anda melihat aku berjalan lagi ikutilah dari belakang, kemudian jika anda melihat aku masuk ke dalam sebuah rumah ikutlah masuk melalui pintu yang kulalui!' Aku berangkat mengikutinya dari kejauhan hingga ia masuk ke dalam sebuah rumah. Ketika aku masuk ke dalam rumah itu kulihat beberapa orang sedan berkumpul. Pada saat itu barulah aku diberi tahu bahwa orang yang mengajakku datang ke tempat itu bernama Ali bin Abu Thalib. Kemudian olehnya aku diperkenalkan dengan Muhammad Raulullah SAW. Alangkah gembiranya hatiku hingga aku tak dapat menahan linangan air mata. Di hadapan beliau aku mengikrarkan Dua Kalimat Syahadat, dan sejenak itu tak ada sesuatu yang kudambakan di dunia ini selain kebenaran Allah dan Rasul-Nya. Rumah yang kumasuki itu ternyata adalah rumah Al-Arqam bin Al-Arqam.

Semoga bermanfaat untuk sobat Muslim

Sumber : Tarbiyatul

Minggu, 28 Mei 2017

Kisah Majusi Marahi Anaknya Yang Makan Di Bulan Ramadhan

   Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang dimuliakan oleh seluruh umat Islam. Semua umat Islam menyambut gembira datangnya bulan tersebut dan menghormati kesucian bulan Ramadhan.

Namun dibalik dibalik kegembiraan datangnya Ramadhan rupanya ada seorang nonmuslim yang beragama Majusi yang diam-diam ikut menghormati dan memuliakan bulan Ramadhan ini. Padahal Majusi sendiri adalah agama yang mengajarkan untuk menyembah api.

Dan berikut kisah lengkap tentang orang Majusi ketika menemui bulan Ramadhan.

Suatu hari ada seorang anak majusi yang makan secara terang-terangan di muka umum di tengah-tengah pasar. Padahal waktu itu adalah bulan Ramdhan, bulan di mana umat Islam sedang melaksanakan ibadah puasa.

Ketika anak majusi itu sedang enak-enaknya makan, tiba-tiba ayahnya datang, lalu menyeret dan memukuli anaknya itu sambil berkata “Seharusnya kamu pandai menghormati umat Islam yang sedang melaksanakan puasa ramadhan, tapi mengapa kamu tidak tahu diri makan di pasar.!?”

Perlu diketahui bahwa orang majusi penyembah api terkenal sangat keras dalam mengajar dan mendidik anak-anaknya.

Dikisahkan bahwa beberapa tahun kemudian, orang majusi itu meninggal dunia, dan pada suatu malam, seorang 'alim mengalami mimpi bertemu dengannya, dalam mimpinya ia melihat orang majusi itu duduk di atas ranjang indah di surga.

Lalu orang 'alim itupun bertanya kepada orang majusi tadi : "Bukankah anda seorang Majusi? Mengapa ada di tempat ini?

Maka orang majusi itupun menjawab : "Memang pada awalnya aku seorang majusi, tetapi ketika menjelang ajalku, hatiku merasa tersentuh untuk memeluk Islam, ketika itu aku mendengar sebuah seruan di atasku : "Hai para malaikat-Ku, jangan biarkan ia mati tersesat dengan agama majusinya, angkatlah dia menjadi seorang muslim terhormat, sebab ia telah menghormati bulan suci Ramadhan".

Demikian cerita orang majusi tadi, ternyata dia telah memeluk islam sebelum ajalnya tiba. Sehingga ia pun bisa berada di dalam surga. Dikutip dari kitab ( "Durratun Nashihin, hal. 41-42. Cetakan 1987" ).

Rupanya saat orang tersebut menjelang ajalnya Allah berfirman kepada malaikatNya untuk menuntun orang tersebut agar bisa membaca dua kalimat sahadat. Allah tidak rela dia masuk kedalam neraka disebabkan ia telah menghormati bulan ramadhan. Karena telah menghormati bulan ramadhan diapun di hormati oleh Allah dengan dimasukkan ke dalam surgaNya. Masya Allah

Itulah kisah seorang kafir yang beragama Majusi yang mendapatkan kemuliaan dan pertolongan Allah hanya karena menghormati Bulan Ramadhan. Dan tentu ganjaran jauh lebih besar akan diberikan pada seorang muslim yang memang sepatutnya menghormati Bulan Ramadhan.

Sumber : Tarbiyatul Aulad

5 Keutamaan Khusus Bulan Ramadhan

  Bagi kita beragama Islam, memang sudah sepantasnya kita mengucapkan banyak rasa syukur kepada Allah SWT. Karena Allah telah pilih kita dalam ummat ini. Begitu banyak keutamaan dalam Ummat ini sehingga membuat iri para Nabi-nabi terdahulu. Bahkan dalam riwayat ada seorang Nabi yang ingin dijadikan ikut sebagai Ummat ini.

Kali ini Berita Islam akan berbagi mengenai keutamaan khusus dibulan Ramadhan yang belum pernah diberikan pada Para Nabi sebelumnya.

Rasulullah SAW bersabda, "Di bulan Ramadhan, umatku mendapatkan lima keutamaan khusus yang tidak diperoleh oleh umat nabi-nabi sebelumku.

1. Apabila datang awal Bulan Ramadhan maka Allah memandang mereka dengan pandangan Rahmat dan barang siapa yang dipandang Allah dengan Rahmat dia tidak akan disiksa selama-lamanya.

2. Para malaikat memintakan ampunan bagi mereka pada setiap siang dan malam.

3. Allah memerintahkan kepada surga-Nya dan berfirman: berhiaslah engkau untuk hamba-hambaku yang berpuasa agar mereka dapat beristirahat melepaskan kepayahan di dunia menuju rumah-Ku dan kemuliaan-Ku.

4. Bau mulut mereka saat berpuasa (di sisi-Ku) lebih harum dari pada wewangian Al-Misk.

5.Pada akhir malam bulan Ramadhan, Allah mengampuni dosa semua mereka. Seorang lelaki dari sahabat bertanya; ‘apakah itu adalah malam lailatul Qadar?’. Jawab Rasulullah; ‘Tidak. Apakah engkau tidak melihat kepada pekerja-pekerja yang bekerja. Apabila mereka telah selesai dari pekerjaan mereka, maka disempurnakanlah upah-upah bagi mereka”.
(Riwayat Imam Ahmad, al-Bazzar dan al-Baihaqi dari Jabir r.a.)

Untuk itu sobat marilah kita Gunakan Bulan Yang penuh berkah ini kita isi dengan berbagai amal sholeh kepada Allah SWT. Ingat Sobat !! Tidak akan pernah kita temukan suasana yang begitu indah kecuali pada Bulan Ramadhan.

Dan belum tentu kita juga bertemu pada bulan Ramadhan tahun depan. So.. Gapailah Keutamaan Ramadhan diatas dengan Meluruskan Niat dan Memperbaiki amal ibadah kita kepada Allah SWT. 

Semoga bermanfaat untuk sobat muslim setanah air

Sumber : Tarbiyatul Aulad

Jumat, 26 Mei 2017

Tips Sehat Selama Puasa Ramadhan

  Bulan Ramadhan telah tiba, di mana seluruh umat muslim diwajibkan untuk berpuasa, menahan lapar dan haus selama kurang lebih 12 jam, selama sebulan penuh. Walaupun begitu, puasa memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, tentu jika dijalankan dengan cara yang sehat pula.

Berpuasa di siang hari tidak lantas menjadikan tubuh menjadi lesu. Pola makan yang berubah selama Bulan Puasa harus disiasati dengan benar agar tubuh tetap sehat dan bugar dalam menjalankan aktifitas di siang hari. Terlebih lagi, setelah melewati Ramadhan, selain menjadi lebih dekat kepada Allah, kita juga menjadi individu yang lebih sehat daripada sebelumnya.
Berikut adalah beberapa tips sehat selama Bulan Puasa Ramadhan:

 Tips Puasa Ramadhan: Makan Sahur

1. Atur waktu anda untuk menyantap sahur di akhir waktu. Selain berguna untuk menunjang puasa anda di siang hari, makan sahur di akhir waktu lebih diutamakan berdasarkan sunnah Rasul.

2. Makanlah dengan porsi normal, jangan berlebihan. Fokuslah untuk mengkonsumsi makanan yang kaya akan karbohidrat kompleks dan protein, serta buah dan sayuran. Menyantap makanan yang mengandung banyak air selama sahur juga sangat baik untuk hidrasi tubuh anda sepanjang hari.

3. Akhiri santap sahur dengan segelas susu untuk melengkapi nutrisi tubuh anda. Minumlah suplemen ataupun multivitamin yang biasa anda konsumsi ataupun yang disarankan oleh dokter anda.

4. Batasi konsumsi makanan yang terlalu manis dan mengandung banyak gula, karena justru dapat membuat tubuh lemas di siang hari.

5. Minum air yang cukup. Sebelum waktu imsak tiba, minumlah air yang cukup, tiga hingga lima gelas. Sebaiknya hindari minuman berkafein seperti kopi dan teh karena bersifat diuretik dan membuat tubuh kehilangan cairan lebih cepat melalui urinasi.

Tips Puasa Ramadhan: Selama Berpuasa


6. Di waktu terpanas di siang hari, hindari berlama-lama di terik matahari dan kurangi aktifitas fisik.



7. Jika ada waktu, sempatkan untuk mengistirahatkan tubuh anda, dan mengganti waktu tidur yang kurang karena bangun lebih awal untuk sahur. Waktu setelah sholat zuhur merupakan saat yang tepat untuk beristirahat.

8. Jika memiliki waktu luang di sore hari, sempatkan untuk berolahraga ringan seperti jalan sore, bersepeda santai, ataupun yoga. Hal ini sangat baik untuk menjaga kebubagaran tubuh dan memperlancar peredaran darah.

Tips Puasa Ramadhan: Buka Puasa

9.
tips puasa ramadhan
Kurma kering, baik untuk berbuka.
Saat waktu buka puasa tiba, jangan makan dengan berlebihan. Sebaiknya ikuti sunnah, yaitu dengan buah kurma dan minuman yang manis: bisa dengan susu, jus buah, atauapun sekedar air. Minumlah cukup air untuk mengganti cairan tubuh yang hilang selama berpuasa.
Baca juga: Manfaat kurma untuk berbuka puasa

10. Setelah magrib, lanjutkan dengan menyantap hidangan utama, dengan menu yang seimbang. Makanlah sesuai dengan porsi anda yang biasa, tidak perlu berlebihan. Cukupkan dengan karbohidrat, protein, serta sayuran dan buah-buahan.

11. Hindari makan gorengan berlebihan, serta batasi makanan yang pedas, agar perut tidak menjadi mules dan mengganggu pencernaan tubuh anda.

12. Cukupi asupan air tubuh anda. Usahakan untuk meminum setidaknya lima gelas air putih sebelum tidur.

Dengan menjalankan tips-tips sehat di atas, semoga puasa kita semua menjadi lebih lancar, hikmat, dan juga sehat. Semoga bermanfaat.

Sumber : Tarbiyatul Aulad

Kamis, 18 Mei 2017

Kisah Cinta Santri Salafi


Tiga tahun telah berlalu, semenjak aku menginjakkan kaki di penjara suci ini. Hawa yang dulunya kurasa sejuk kini menjadi musim panas khatulistiwa. Sangat beda dengan negeriku dulu. Kultur dan budaya yang sangat berbeda, Strata social semakin jelas terasa. manusia-manusia yang beraneka rupa telah menjelma menjadi kehidupan baruku di negeri kecil yang dipimpin oleh seorang kiai. Tak apalah bagiku, Allah telah memberikan kelebihan khusus agar aku bisa beradaptasi dengan cepat dimanapun kakiku melangkah.

Tidak seperti biasa, pagi itu aku begitu bingung dan bimbang. sudah satu bulan Nidya, santriwati satu-satunya yang pernah aku kenal, tak lagi menghiasi handphoneku dengan kata-kata indahnya. Aku bingung, apakah dia telah mengetahui isi hatiku yang semakin hari semakin sulit untuk tidak mengingat namanya, Sehingga ia menjauh dan tak pernah lagi mau bersua. Seingatku aku tidak pernah berbuat kesalahan kepadanya. Aku benar-benar gelisah, karena dia yang telah megisi hatiku dengan sesuatu yang tak pernah ada sebelumnya. Hampir tidak mungkin santri lugu sepertiku jatuh cinta. Tapi apakah ini cinta? Fikiran dan logika terbaikku tak mampu menjawabnya.

‘ Dread…dread…dread ’
Sebuah pesan masuk ke nomor hpku.
“ Putra, entar kalo ente jadi, ana tunggu di pemandian, kita berangkat setelah manghrib, oke!”
Subhanallah, sejak kapan aku mudah melupakan janji. Aku bergegas menyiapkan satu steal baju koko dan sarung untuk bekal. Sebab nanti malam aku akan berangkat ke Banyuwangi untuk menghadiri haul almarhum habib Rohman di ponpes tarimulghanna cabang Hadramaut, yang sekarang di asuh oleh Habib Shaleh. Habib shaleh adalah Santrinya Habib umar, pengasuh ponpes hadramaut, sebuah kota dinegeri yaman yang telah melahirkan ribuan ulama kaliber internasional.

Setelah maghrib aku menepati janjiku. Aku berjalan menuju pemandian Pelita. Semakin dekat aku dengan pemandian itu, semakin kacaulah hatiku, keringat dingin membasahi tubuhku. Disanalah rumah seorang muslimah yang namanya telah menyatu dengan aliran darahku.
Aku memanggilnya Nidya, padahal santri lain jarang yang memanggilnya demikian. Dengan alasan takut cangkolan mereka memanggilnya Neng. Ah, ada-ada aja santri itu, semoga ia tidak sombong dan bangga dengan nama kebesarannya. Alhamdulillah aku tidak melihatnya ketika itu, aku terus berjalan kearah pemandian yang berada tepat di depan rumahnya.

“ Assalamu’alaikum… bang husennya ada ? ” Tanyaku pada salah seorang santri di pemandian itu.
“ Wa’alaikum salam… ada!, tuh sedang shalat ” jawabnya sambil menunjuk kearah barat.
“ Ooo iya, terima kasih ! ”.
Aku menunggu bang husein hingga selesai shalat sambil bercengkrama dengan teman-temanku yang telah lebih dahulu menyelesaikan munajatnya. Ada 7 santri yang kebetulan menghabiskan waktu maghrib di pemandian itu.
“ Putra! Apa sekarang kita berangkat? ” Tanya bang husein setelah merampungkan kewajibannya.

“ kalau bisa sekarang, kenapa tidak. kan semakin cepat semakin baik ”.
“ iya dah, ana siap-siap dulu ya ”
“ ana tunggu di mushala aja ya bang !”
Di mushala itu hatiku tak pernah bisa tenang, seakan-akan ia yang kurindu mengawasi semua gerak-gerikku. Aku mengambil al-quran dan membacanya agar waktuku tidak terbuang dengan sia-sia. Lagi-lagi aku merasa ia melihat dan mendengar apa yang ku baca. Hilang sudah keikhlasanku membaca kalam suci tuhan, berganti dengan riya yang tiba-tiba muncul dari dalam dada. Ya rabb ampunkanlah segala dosa-dosaku, aku tak mampu mengendalikan hati dan fikiranku yang telah terbelenggu, karena dia.

“ Ayo put, kita berangkat ! ”, teguran bang husen membuatku tersadar.
“ Udah siap bang?”
“ Ya udahlah, wong Cuma semalam. Ngapain bawa baju banyak-banyak.”
Kamipun bergegas keluar dari mushala diringi dengan do’a menuju ke halte bus. Tak berapa lama bus jurusan Surabaya-Banyuwangi pun tiba. Dengan segera kami menghentikan dan menaiki bis AKAS yang kelihatan tua itu.
Mungkin karena keletihan dan suasana bis yang gelap tanpa penerangan, kamipun tertidur dengan pulas. Kebiasaan santri yang sulit di hilangkan. Tidur dimana saja dan kapan saja.
“ Put, put, bangun! Kita udah sampai nih ” suara bang husein membangunkanku.
“ Sampe dimana bang ? ”
“ Ketapang ”
“ Kita harus naik taxi lagi jurusan Perliman untuk sampai ke pondok itu ”
Dengan Langkah berat akupun mengikuti langkahnya. Melihat ada angkot yang menawarkan diri, bang husein pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Agar tidak larut malam katanya!. Belum sampai satu kilometer perjalanan, angkot itupun berhenti di pinggir jalan. Tepat di depan warung nasi. Yaa mungkin aja sopirnya lagi laper batinku bergumam, berusaha husnuzzan untuk menghilangkan rasa kekecewaan.
Aku berusaha menghilangkan kekesalan dengan memainkan HP. Siapa tahu ada pesan masuk. Tapi lagi-lagi aku kecewa. SMS yang ku kirim kemarin belum juga di balasnya. Aku berusaha berbaik sangka. Tapi tetap saja aku gelisah, bingung, sedih, rindu, dan berbagai perasaan lainnya berbaur menjadi satu. Di luar sana udara malam kota Banyuwangi semakin jelas tercitra. Kelembabannya menambah benjolan-benjolan kecil di mukaku. Aku masih mesih mencoba menghubungi Nidya setelah lebih dari sebulan telponku tidak pernah ia angkat.
Tepat pukul 21.00 setelah sela 30 menit angkot melaju. Kamipun tiba di ponpes tarimul ghanna. Tenda-tenda telah terpasang dengan megah. Tanda bahwa esok pagi akan diselenggarakan acara akbar. “assalamu’laikum” sapa bang husein kepada sekolompok orang yang asyik menikmati kehangatan kopi malamnya.

“ Wa’alaikum salam, ini husein ya? ”
“ Iya ”
“ subhanallah, kaifa haaluk ya akh [1]? ”
“ Alhamdulillah, ana bi khair [2]”
“ Lama kita nggak jumpa, dan ternyata kehendak Allah menentukan perjumpaan kita disini” kata ilham terharu, teman bang husein tiga tahun yang lalu, yang kini telah berkelurga dengan gadis kota kediri.
“ Yaa begitulah kuasa Allah, ham ! Oia, ngomong-ngomong ente masih sering ikut pengajiannya habaib?
“ Sering sih, ana emang deket dengan para habaib, jadi ana selalu mengikuti acaranya. Baik di kediri, malang, bangil, dan kota-kota lainnya. Kan yang namanya ngaji nggak cuma di pondok. Ayo husein masuk dan istirahatlah dulu ”
“ Iya, syukran [3]! Ana memang agak sedikit letih setelah tiga jam lebih naik kendaraan ”
Bang huseinpun masuk kesebuah ruangan yang telah di sediakan panitia untuk para tamu-tamu yang menginap. Sementara aku tetap membisu, tak mampu megucapkan sepatah katapun.
“ Ayo put, kita rebahan dulu, entar kita shalat isya berjama’ah ples shalat tahajud ”. Akupun menuruti perkataan bang husein.
Malam ini mataku tak bisa terpejam, bulan dan bintang-bintang semakin menambah gemerlap sinarnya. Menerangi panitia haul dan maulid yang sedang sibuk dengan aktivitas masing-masing. Gema yang dipantulkan binatang-binatang malam, semakin membuat romantis suasana malam pesantren ahlilbait.

Aku mengambil HP yang sedari tadi mengurung diri di balik tas. aku yakin dia belum tidur. Karena dulu ia pernah berkata bahwa ia belajar mulai dari isya sampai jam 02.00 malam. Meskipun rasa itu semakin tak terkendali, aku berusaha untuk menstabilkan emosi, karena bagaimapun obat sang pecinta tiada lain kecuali bertemu dengan dambaan hatinya.
Aku mengirimkan sms untuknya,
Askum… Nidya lg ngpain?, udh tidur? Ana punya cerita bagus nih, mu denger g’k?
Aku lega ketika layar hpku memuncuklkan tulisan ‘sms delivered’. Sambil membaca buku karangan Syekh Taba’tabai aku mengharap ia akan membalasnya. Dugaanku benar, 30 menit kemudian Hpku begetar.
Wa’laikum slm… Sry telat blz, tadi Nidya lgi ada d OFFICE, ada acara ROAD COUNTRY. Crta apaan? Jd pnsrn nih, mw dong!
Aku bersyukur ia membalasnya setelah hampir sebulan tidak ada kabar berita.
Tp sblumx aq mnt ma’f bgt, mungkin crta ni g’k pantes aq ceritain ma Nidya.but, crt ni emg hrs aq crtkn
Kini, aku tidak lagi menunggu balasannya, sebab bisa jadi esok pagi ia baru membalasnya. Aku kembali menulis,
Kmrn, ana pernah mencintai NIdya, ana yakin Nidya juga pasti mengetahuinya. Klimaksya adalah beberpa minggu yang lalu hingga sekarang ini… ana g’k bisa Menghafal alqur’an dengan benar, belajar ng’k konsentrasi, dst. Dan sekarang ana ada di BWI untuk menenangkan dan mendekatkan diri. Beberapa hri yang lalu ana juga pernah menceritakan hal ini kepada kepada shabat karib ana. Dan iapun berusaha memberikan solusi menurut pengalamnnya. Tp ana hanya berkata, mungkin kita berbeda.

“messege delivered”.

Ana masih terus menulis, melanjutkan cerita yang sempat tertunda karena keterbatasan ruang untuk menulis sms. technologi sms hanya memungkinkan mengirim max 450 karakter.
Hingga akhirnya ana menyerahkan semuanya kepada Allah dan menyimpulkan bahwa ini bukanlah cinta, sebab bagaimana mungkin ana mencintai manusia sementara ana masih belum bisa mencintai ALLAH?. Sampe-sampe Hati ana suuzzon, riya, takabur, dls disebabkan perasaan ini. Nidya, ana udah 3 tahun lebih mondok di sini, tapi ana g’k pernah bertemu dengan sang pendiri meskipun di dalam mimpi. Seakan semua ibadah yang ana lakukan hampa dan tak bermakna. maksud ana menceritakan hal ikhwal ini, agar hati ana bisa terjaga dan kembali kembali konsentrasi dalam study dan ibadah serta menjalani hari-hari selanjutnya dengan lebih baik. Itupun jika Nidya mau mema’afkan kesalahan yang telah ana sebutkan tadi
Belum sempat sms tersebut terkirim, tanpa terduga ia membalas sms yang telah kukirimkan sebelumnya
trs… kenapa putra g’k ngmong langsung ma Nidya?, mngkn kt bisa menmukan solusiy. Putra udah Aq anggap sahabat, sama halnya dengan Reza… jd apapn yang terjadi sama sahabatku aku harus tau, y seenggaknya…” aku bingung, sedih, bahagia, dan juga sedikit kecewa membaca smsnya.

Dari kata-katanya aku bisa menduga bahwa hatiku dengan hatinya tidaklah sama. Jika hatiku cenderung kepadanya, bisa jadi ia malah sebaliknya. Hal itulah yang sangat aku takutkan, aku takut ia menjauh dariku. Aku sadar, beberapa bulan terakhir, dalam seminggu aku pasti menghubunginya atau minimal mengirimkan sms.
Pernah aku menelpon ia hampir tiga(3) jam lamanya. Mulai dari pukul 23.00 sampai pukul 02.30, begitu asyiknya percakapan itu hingga aku lupa segalanya. Aku juga ngak tau bicara apa saja pada malam itu. tapi hal itu memang fitrahnya sang pecinta, ia akan bahagia jika mendengar suara kekasihnya. Dan ia akan merasa kehilangan jika tak pernah bersua dengannya.
Aku telah berkali-kali meminta ma’af kepadanya setelah aku sadar bahwa perilaku demikian tidaklah mulia. Tapi ia malah berkata “aku g’k senang jika putra ngomong kayak gitu, apa yang selama ini aku lakukan semata-mata karna kita adalah teman”. Pada malam ini aku benar-benar merasa bersalah. Aku adalah makhluk paling egois. aku tidak menghiraukan perasaannya, kesibukannya, dan semua tentangnya. Yang aku fikirkan adalah bagaimana aku bisa berkomonikasi dengannya. Oh tuhan… maafkanlah hambamu yang penuh kekhilafan ini, aku tidak tahu kepada siapa harus mengeluh dan mengadu jika tidak kepadamu.

Aku tidak menghiraukan sms Nidya. Aku langsung mengirimkan sms yang telah aku tulis sebelumnya. “Messege sent”. Agak lama aku menunggu, andai saja tidak ada buku yang bisa aku baca, bisa-bisa aku tertidur pada sa’at itu juga. akhirnya sebuah pesan singkat menggetarkan HPku,
aq ma’afin kok put… tapi ijinkan aku mnta ma’af sama putra, krn mungkin sikpku yang terlalu over dalam berteman hingga bikin putra jadi begini.. ma’afin aku..
Semakin sedih hatiku membaca balasan smsnyya. Aku sangat-sangat tak bisa mendengarkan ia meminta ma’af kepadaku. Seharusnya akulah yang meminta ma’af 1000X kepadanya, sebab aku merasa bahwa aku adalah makhluk yang paling berdosa, kehidupanku penuh dengan maksiat, aku selalu menykiti hati teman-temanku. Tak pantas gadis suci sepertinya memohon ma’af dariku. Apa salah dia kepadaku??? Aku berusaha memendam kesedihan dan berusaha sebijak mungkin membalas smsnya.

G’k over kok Nid… biasa aja. Mungkin Krn ana ngak terbiasa bergaul dengan teman-teman cwek jadinya yang kayak gini.. tp jujur! Ada dua muslimat yang ketika melihatnya bisa mengigatkan semua kesalahan ana, dan salah satunya adalah Nidya

Messege delivered.

Setelah semua prahara yang terjadi didalam hatiku, aku ceritakan kepadan Nidya, aku merasa sangat lega, aku bangga karena tidak termasuk orang-orang pengecut, yang tidak berani mengungkapkan perasaannya kepada orang yang ia cintai. aku juga bersyukur Karena tidak seperti mereka yang sedih ketika cintanya bertepuk sebelah tangan dan bahagia ketika cintanya di terima.
The story is ended, and NOW I wanna beganing the New story..!, ms. Nidya don’t ever say my story to other man or women whoever… PleasE,,,, Okay!
Messege sent.
Itulah sms terakhir yang ku kirimkan kepadanya. Kulihat jam telah menunjukan jarumnya keangka 12 malam. Masih ada beberapa jam untuk istirahat, sebelum melaksanakan shalat isya dan tahajud bersama bang husein. Esok hari, tubuhku harus dalam keadaan bugar dan stamina yang prima. Haul dan maulidnya habaib pasti akan sangat berkesan, dan aku tidak mau melewatkannya. Akupun memejamkan mata seraya berdo’a agar aku terhindar dari tipudaya iblis dan pengikutnya.
Malam telah menjadi saksi atas kejujuran hambanya, ia telah melepaskan jaring-jaring cinta semu. Ia sadar, tak perlu baginya untuk mencari dan mendapatkan dambaan hatinya. Sebab tiada daya bagi seorang hamba untuk menentukan nasibnya.
Tugasnya hanyalah berusaha, hanya itu!. Dunia hanyalah permainan. dan aku akan bermain di dunia ini sebagaiman bermainnya imam-imam terdahulu, kekasih allah, orang-orang yang memegah teguh ajaran agamanya dan mereka yang selalu berusaha menjaga kesucian jiwa raga.

Selasa, 09 Mei 2017

Bersikap Baik Dan Bijak

Di suatu sore, nampak Pertapa Muda bermeditasi di bawah pohon di tepi Sungai. Saat konsentrasi, tiba-tiba perhatiannya terpecah kala terdengar Gemericik air yang tidak beraturan.

Perlahan Ia buka mata & melihat ke sumber suara.

Ternyata, ada seekor Kepiting yang berusaha keras tuk raih tepian sungai agar tak hanyut oleh derasnya arus...
Melihat itu, sang Pertapa merasa iba, Ia'pun segera ulurkan tangan ke arah Kepiting.

Dengan SIGAP si Kepiting menjepit jari si Pertapa muda.

Meski jarinya terluka, hatinya SENANG karna bisa menyelamatkan si Kepiting.

Kemudian, Dia lanjutkan Pertapaannya. Namun saat Ia mulai bermeditasi, terdengar lagi suara yang sama dari tepi sungai.

Ternyata si Kepiting terpeleset kembali, dengan CEPAT si Pertapa kembali ulurkan tangan & biarkan jarinya di capit kembali.

Kejadian itu berulang, yang buat tangan si Pertapa Bengkak & membiru.

Ternyata ada seorang Kakek yang memperhatikan kejadian itu, lalu Beliaupun mendekati sang Pertapa.

"Anak muda, Perbuatanmu adalah cerminan HATIMU yang Baik. Tapi, mengapa demi menolong Kau biarkan capit Kepiting itu melukai tanganmu?" Ujar si Kakek.

"Kakek, biarlah tanganku terluka asal si Kepiting Selamat, karna hanya dengan mencapitlah caranya tuk selamat" Jawab si Pertapa

Kemudian sang Kakek memungut sebatang ranting. Ia lantas ulurkan ranting itu ke arah Kepiting yang terlihat kembali melawan arus. Si Kepitingpun menangkap ranting itu dengan capitnya.

"Lihatlah Pemuda, Melatih Sikap Belas Kasih itu memang BAIK, tapi harus BIJAK. Bila tujuan Kita Baik, tuk MENOLONG, mengapa Harus korbankan Diri Sendiri, Banyak Hal lain yang bisa di manfaatkan, kan?" Imbuh si Kakek.

Akhirnya si Pemudapun sadar.

"Terima kasih Kek atas segala Ilmu yang Berharga ini"

Berbuat Baik itu adalah PERBUATAN MULIA. Namun CARANYAPUN harus Baik & BIJAK.

Semoga bermanfaat untuk Sobat Muslim