Baca Cerita islami
Rabu, 20 September 2017
Makna 1 muharram 1439 Hijriyah
Jumat, 09 Juni 2017
Kisah Keislaman Abu Dzar Al-Ghifari
Ibnu Abdul Birr di dalam kitab "Al-Isti'ab" mengetengahkan kisah nyata tetang keislaman Abu Dzar Al-Ghifari, berasal dari Abudullah bin Abbas, sebagai berikut :
Ketika Abu Dzar Al-Ghifari mendengar berita tentang kenabian Muhammad SAW ia meninggalkan daerah pemukimannya pergi ke Makkah dengan maksud hendak menemui beliau. Karena tidak mempunyai kenalan di kota itu ia masuk ke dalam Ka'bah. Di tempat itu ia melihat Rasulullah SAW, tetapi tidak mengenal beliau dan tidak mengetahui bahwa yang dilihatnya itu seorang Nabi yang sedang dicari-cari. Abu Dzar seseorang yang mempunyai kewaspadaan yang tinggi, karenanya ia tidak mau bertanya kepada siapapun juga untuk mendapatkan petunjuk dimana Rasulullah SAW berada. Ketika itu beliau masih melakukan dakwahnya secara diam-diam mengambil tempat di rumah seorang sahabat bernama Al-Arqam bin Al-Arqam, dan kaum musyrikin Quraisy pun sedang gencar-gencarnya melancarkan permusuhan terhadap beliau dan terhadap setiap orang yang diketahui telah memeluk Islam. Karena sangat letih Abu Dzar berbaring di dalam Ka'bah hingga malam hari. Secara kebetulan Ali bin Abu Thalib masuk ke dalam Ka'bah dan ia melihat seorang perantau sedang berbaring. Dengan suara lirih ia berkata seorang diri, "Orang ini seperti perantau!" Mendengar ucapan Ali bin Abu Thalib itu Abu Dzar bangun dan menyahut, "Ia, benar." Ali bin Abu Thalib mengajaknya pulang ke rumah.
Abu Dzar dalam menceritakan pengalamannya sendiri antara lain mengatakan :
"Aku kemudian pergi bersama dia (Ali bin Abu Thalib). Ia tidak menanyakan sesuatu tentang diriku dan aku pun tidak menanyakan sesuatu mengenai dirinya. Aku tidak tahu siapa dia dan ia pun tidak tahu siapa aku. Malam itu aku tidur menginap di rumahnya hingga pagi hari. Keadaan masih mengharuskan masing-masing bersikap waspada, karena itu ia tetap tidak menanyakan siapa aku, dan aku pun tidak menanyakan siapa dia.
Pagi-pagi buta aku pergi lagi ke Ka'bah dan tinggal di sana sambil menyadap berita hingga petang, aku tidak berniat hendak meginap lagi di rumah orang itu akan tetapi tiba-tiba ia menghampiriku dan menegur, kenapa aku tidak pulang ke rumahnya. Ia mengajakku pulang ke rumahnya, tetapi ia masih tetap tidak mengenal siapa aku dan akupun tidak mengenal siapa dia. Aku tidak mau menceritakan diriku kepadanya dan iapun tidak menceritakan dirinya kepadaku. Demikianlah keadaanku berlangsung hingga hari ke tiga. Pada hari ke tiga itu barulah ia mau bertanya, 'Apakah anda mau mengatakan kepadaku, apa yang sebenarnya mendorong anda datang ke kota ini?'
Aku menjawab, 'Kalau anda berjanji akan memberi petunjuk kepadaku, pertanyaan anda akan kujawab.'
Ia berjanji, kemudian kuberi tahu bahwa aku sedang mencari seorang Nabi yang datang membawa kebenaran dan Ia seorang utusan Allah. Ia (Ali bin Abu Thalib) berkata, 'Baik, besok pagi ikutilah aku, tetapi aku khawatir kalau ada orang yang melihat anda. Karena itu anda supaya berjalan agak jauh di belakangku. Bila ada orang yang melihat aku akan berhenti pura-pura buang air kecil. Apabila anda melihat aku berjalan lagi ikutilah dari belakang, kemudian jika anda melihat aku masuk ke dalam sebuah rumah ikutlah masuk melalui pintu yang kulalui!' Aku berangkat mengikutinya dari kejauhan hingga ia masuk ke dalam sebuah rumah. Ketika aku masuk ke dalam rumah itu kulihat beberapa orang sedan berkumpul. Pada saat itu barulah aku diberi tahu bahwa orang yang mengajakku datang ke tempat itu bernama Ali bin Abu Thalib. Kemudian olehnya aku diperkenalkan dengan Muhammad Raulullah SAW. Alangkah gembiranya hatiku hingga aku tak dapat menahan linangan air mata. Di hadapan beliau aku mengikrarkan Dua Kalimat Syahadat, dan sejenak itu tak ada sesuatu yang kudambakan di dunia ini selain kebenaran Allah dan Rasul-Nya. Rumah yang kumasuki itu ternyata adalah rumah Al-Arqam bin Al-Arqam.
Semoga bermanfaat untuk sobat Muslim
Sumber : Tarbiyatul
Minggu, 28 Mei 2017
Kisah Majusi Marahi Anaknya Yang Makan Di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang dimuliakan oleh seluruh umat Islam. Semua umat Islam menyambut gembira datangnya bulan tersebut dan menghormati kesucian bulan Ramadhan.
Namun dibalik dibalik kegembiraan datangnya Ramadhan rupanya ada seorang nonmuslim yang beragama Majusi yang diam-diam ikut menghormati dan memuliakan bulan Ramadhan ini. Padahal Majusi sendiri adalah agama yang mengajarkan untuk menyembah api.
Dan berikut kisah lengkap tentang orang Majusi ketika menemui bulan Ramadhan.
Suatu hari ada seorang anak majusi yang makan secara terang-terangan di muka umum di tengah-tengah pasar. Padahal waktu itu adalah bulan Ramdhan, bulan di mana umat Islam sedang melaksanakan ibadah puasa.
Ketika anak majusi itu sedang enak-enaknya makan, tiba-tiba ayahnya datang, lalu menyeret dan memukuli anaknya itu sambil berkata “Seharusnya kamu pandai menghormati umat Islam yang sedang melaksanakan puasa ramadhan, tapi mengapa kamu tidak tahu diri makan di pasar.!?”
Perlu diketahui bahwa orang majusi penyembah api terkenal sangat keras dalam mengajar dan mendidik anak-anaknya.
Dikisahkan bahwa beberapa tahun kemudian, orang majusi itu meninggal dunia, dan pada suatu malam, seorang 'alim mengalami mimpi bertemu dengannya, dalam mimpinya ia melihat orang majusi itu duduk di atas ranjang indah di surga.
Lalu orang 'alim itupun bertanya kepada orang majusi tadi : "Bukankah anda seorang Majusi? Mengapa ada di tempat ini?
Maka orang majusi itupun menjawab : "Memang pada awalnya aku seorang majusi, tetapi ketika menjelang ajalku, hatiku merasa tersentuh untuk memeluk Islam, ketika itu aku mendengar sebuah seruan di atasku : "Hai para malaikat-Ku, jangan biarkan ia mati tersesat dengan agama majusinya, angkatlah dia menjadi seorang muslim terhormat, sebab ia telah menghormati bulan suci Ramadhan".
Demikian cerita orang majusi tadi, ternyata dia telah memeluk islam sebelum ajalnya tiba. Sehingga ia pun bisa berada di dalam surga. Dikutip dari kitab ( "Durratun Nashihin, hal. 41-42. Cetakan 1987" ).
Rupanya saat orang tersebut menjelang ajalnya Allah berfirman kepada malaikatNya untuk menuntun orang tersebut agar bisa membaca dua kalimat sahadat. Allah tidak rela dia masuk kedalam neraka disebabkan ia telah menghormati bulan ramadhan. Karena telah menghormati bulan ramadhan diapun di hormati oleh Allah dengan dimasukkan ke dalam surgaNya. Masya Allah
Itulah kisah seorang kafir yang beragama Majusi yang mendapatkan kemuliaan dan pertolongan Allah hanya karena menghormati Bulan Ramadhan. Dan tentu ganjaran jauh lebih besar akan diberikan pada seorang muslim yang memang sepatutnya menghormati Bulan Ramadhan.
Sumber : Tarbiyatul Aulad
5 Keutamaan Khusus Bulan Ramadhan
Bagi kita beragama Islam, memang sudah sepantasnya kita mengucapkan banyak rasa syukur kepada Allah SWT. Karena Allah telah pilih kita dalam ummat ini. Begitu banyak keutamaan dalam Ummat ini sehingga membuat iri para Nabi-nabi terdahulu. Bahkan dalam riwayat ada seorang Nabi yang ingin dijadikan ikut sebagai Ummat ini.
Kali ini Berita Islam akan berbagi mengenai keutamaan khusus dibulan Ramadhan yang belum pernah diberikan pada Para Nabi sebelumnya.
Rasulullah SAW bersabda, "Di bulan Ramadhan, umatku mendapatkan lima keutamaan khusus yang tidak diperoleh oleh umat nabi-nabi sebelumku.
1. Apabila datang awal Bulan Ramadhan maka Allah memandang mereka dengan pandangan Rahmat dan barang siapa yang dipandang Allah dengan Rahmat dia tidak akan disiksa selama-lamanya.
2. Para malaikat memintakan ampunan bagi mereka pada setiap siang dan malam.
3. Allah memerintahkan kepada surga-Nya dan berfirman: berhiaslah engkau untuk hamba-hambaku yang berpuasa agar mereka dapat beristirahat melepaskan kepayahan di dunia menuju rumah-Ku dan kemuliaan-Ku.
4. Bau mulut mereka saat berpuasa (di sisi-Ku) lebih harum dari pada wewangian Al-Misk.
5.Pada akhir malam bulan Ramadhan, Allah mengampuni dosa semua mereka. Seorang lelaki dari sahabat bertanya; ‘apakah itu adalah malam lailatul Qadar?’. Jawab Rasulullah; ‘Tidak. Apakah engkau tidak melihat kepada pekerja-pekerja yang bekerja. Apabila mereka telah selesai dari pekerjaan mereka, maka disempurnakanlah upah-upah bagi mereka”.
(Riwayat Imam Ahmad, al-Bazzar dan al-Baihaqi dari Jabir r.a.)
Untuk itu sobat marilah kita Gunakan Bulan Yang penuh berkah ini kita isi dengan berbagai amal sholeh kepada Allah SWT. Ingat Sobat !! Tidak akan pernah kita temukan suasana yang begitu indah kecuali pada Bulan Ramadhan.
Dan belum tentu kita juga bertemu pada bulan Ramadhan tahun depan. So.. Gapailah Keutamaan Ramadhan diatas dengan Meluruskan Niat dan Memperbaiki amal ibadah kita kepada Allah SWT.
Semoga bermanfaat untuk sobat muslim setanah air
Sumber : Tarbiyatul Aulad
Jumat, 26 Mei 2017
Tips Sehat Selama Puasa Ramadhan
Berpuasa di siang hari tidak lantas menjadikan tubuh menjadi lesu. Pola makan yang berubah selama Bulan Puasa harus disiasati dengan benar agar tubuh tetap sehat dan bugar dalam menjalankan aktifitas di siang hari. Terlebih lagi, setelah melewati Ramadhan, selain menjadi lebih dekat kepada Allah, kita juga menjadi individu yang lebih sehat daripada sebelumnya.
Berikut adalah beberapa tips sehat selama Bulan Puasa Ramadhan:
Tips Puasa Ramadhan: Makan Sahur
1. Atur waktu anda untuk menyantap sahur di akhir waktu. Selain berguna untuk menunjang puasa anda di siang hari, makan sahur di akhir waktu lebih diutamakan berdasarkan sunnah Rasul.
Tips Puasa Ramadhan: Selama Berpuasa
Tips Puasa Ramadhan: Buka Puasa
Baca juga: Manfaat kurma untuk berbuka puasa
Dengan menjalankan tips-tips sehat di atas, semoga puasa kita semua menjadi lebih lancar, hikmat, dan juga sehat. Semoga bermanfaat.
Sumber : Tarbiyatul Aulad
Kamis, 18 Mei 2017
Kisah Cinta Santri Salafi
Tidak seperti biasa, pagi itu aku begitu bingung dan bimbang. sudah satu bulan Nidya, santriwati satu-satunya yang pernah aku kenal, tak lagi menghiasi handphoneku dengan kata-kata indahnya. Aku bingung, apakah dia telah mengetahui isi hatiku yang semakin hari semakin sulit untuk tidak mengingat namanya, Sehingga ia menjauh dan tak pernah lagi mau bersua. Seingatku aku tidak pernah berbuat kesalahan kepadanya. Aku benar-benar gelisah, karena dia yang telah megisi hatiku dengan sesuatu yang tak pernah ada sebelumnya. Hampir tidak mungkin santri lugu sepertiku jatuh cinta. Tapi apakah ini cinta? Fikiran dan logika terbaikku tak mampu menjawabnya.
‘ Dread…dread…dread ’
Setelah maghrib aku menepati janjiku. Aku berjalan menuju pemandian Pelita. Semakin dekat aku dengan pemandian itu, semakin kacaulah hatiku, keringat dingin membasahi tubuhku. Disanalah rumah seorang muslimah yang namanya telah menyatu dengan aliran darahku.
“ Assalamu’alaikum… bang husennya ada ? ” Tanyaku pada salah seorang santri di pemandian itu.
“ kalau bisa sekarang, kenapa tidak. kan semakin cepat semakin baik ”.
“ Ayo put, kita berangkat ! ”, teguran bang husen membuatku tersadar.
“ Wa’alaikum salam, ini husein ya? ”
Aku mengambil HP yang sedari tadi mengurung diri di balik tas. aku yakin dia belum tidur. Karena dulu ia pernah berkata bahwa ia belajar mulai dari isya sampai jam 02.00 malam. Meskipun rasa itu semakin tak terkendali, aku berusaha untuk menstabilkan emosi, karena bagaimapun obat sang pecinta tiada lain kecuali bertemu dengan dambaan hatinya.
“messege delivered”.
Ana masih terus menulis, melanjutkan cerita yang sempat tertunda karena keterbatasan ruang untuk menulis sms. technologi sms hanya memungkinkan mengirim max 450 karakter.
Dari kata-katanya aku bisa menduga bahwa hatiku dengan hatinya tidaklah sama. Jika hatiku cenderung kepadanya, bisa jadi ia malah sebaliknya. Hal itulah yang sangat aku takutkan, aku takut ia menjauh dariku. Aku sadar, beberapa bulan terakhir, dalam seminggu aku pasti menghubunginya atau minimal mengirimkan sms.
Aku tidak menghiraukan sms Nidya. Aku langsung mengirimkan sms yang telah aku tulis sebelumnya. “Messege sent”. Agak lama aku menunggu, andai saja tidak ada buku yang bisa aku baca, bisa-bisa aku tertidur pada sa’at itu juga. akhirnya sebuah pesan singkat menggetarkan HPku,
G’k over kok Nid… biasa aja. Mungkin Krn ana ngak terbiasa bergaul dengan teman-teman cwek jadinya yang kayak gini.. tp jujur! Ada dua muslimat yang ketika melihatnya bisa mengigatkan semua kesalahan ana, dan salah satunya adalah Nidya
Messege delivered.
Setelah semua prahara yang terjadi didalam hatiku, aku ceritakan kepadan Nidya, aku merasa sangat lega, aku bangga karena tidak termasuk orang-orang pengecut, yang tidak berani mengungkapkan perasaannya kepada orang yang ia cintai. aku juga bersyukur Karena tidak seperti mereka yang sedih ketika cintanya bertepuk sebelah tangan dan bahagia ketika cintanya di terima.
Selasa, 09 Mei 2017
Bersikap Baik Dan Bijak
Di suatu sore, nampak Pertapa Muda bermeditasi di bawah pohon di tepi Sungai. Saat konsentrasi, tiba-tiba perhatiannya terpecah kala terdengar Gemericik air yang tidak beraturan.
Perlahan Ia buka mata & melihat ke sumber suara.
Ternyata, ada seekor Kepiting yang berusaha keras tuk raih tepian sungai agar tak hanyut oleh derasnya arus...
Melihat itu, sang Pertapa merasa iba, Ia'pun segera ulurkan tangan ke arah Kepiting.
Dengan SIGAP si Kepiting menjepit jari si Pertapa muda.
Meski jarinya terluka, hatinya SENANG karna bisa menyelamatkan si Kepiting.
Kemudian, Dia lanjutkan Pertapaannya. Namun saat Ia mulai bermeditasi, terdengar lagi suara yang sama dari tepi sungai.
Ternyata si Kepiting terpeleset kembali, dengan CEPAT si Pertapa kembali ulurkan tangan & biarkan jarinya di capit kembali.
Kejadian itu berulang, yang buat tangan si Pertapa Bengkak & membiru.
Ternyata ada seorang Kakek yang memperhatikan kejadian itu, lalu Beliaupun mendekati sang Pertapa.
"Anak muda, Perbuatanmu adalah cerminan HATIMU yang Baik. Tapi, mengapa demi menolong Kau biarkan capit Kepiting itu melukai tanganmu?" Ujar si Kakek.
"Kakek, biarlah tanganku terluka asal si Kepiting Selamat, karna hanya dengan mencapitlah caranya tuk selamat" Jawab si Pertapa
Kemudian sang Kakek memungut sebatang ranting. Ia lantas ulurkan ranting itu ke arah Kepiting yang terlihat kembali melawan arus. Si Kepitingpun menangkap ranting itu dengan capitnya.
"Lihatlah Pemuda, Melatih Sikap Belas Kasih itu memang BAIK, tapi harus BIJAK. Bila tujuan Kita Baik, tuk MENOLONG, mengapa Harus korbankan Diri Sendiri, Banyak Hal lain yang bisa di manfaatkan, kan?" Imbuh si Kakek.
Akhirnya si Pemudapun sadar.
"Terima kasih Kek atas segala Ilmu yang Berharga ini"
Berbuat Baik itu adalah PERBUATAN MULIA. Namun CARANYAPUN harus Baik & BIJAK.
Semoga bermanfaat untuk Sobat Muslim